Martir Kallistratus

Martir Kallistratus
Diperingati pada 27 September/10 Oktober

Jana Suci Kallistratus adalah penduduk asli Kartago. Nenek moyang Js. Kallistratus, Neochorus, telah bertugas di bawah pemerintahan Kaisar Tiberius di Palestina, di bawah komando Pontius Pilatus, prokurator Yudea, dan menjadi saksi penderitaan Tuhan kita Yesus Kristus di kayu Salib, kematian sukarela Nya dan Kebangkitannya yang mulia..

Ayah orang suci tersebut adalah seorang Kristen, dan dia membesarkan putranya dengan iman dan kesalehan. Juga, seperti ayahnya, Js. Kallistratus menjadi seorang prajurit dan unggul di antara rekan-rekan militernya oleh perilaku baik dan wataknya yang lembut.

Pada malam hari ketika semua orang tidur, dia biasanya berada di dalam doa. Setelah, seorang prajurit tidur di dekatnya mendengar Js. Kallistratus menyerukan nama Tuhan Yesus Kristus, ia melaporkan hal ini kepada komandan militer, yang pada gilirannya memanggil Kallistratus, menginterogasinya dan memerintahkannya mempersembahkan korban kepada berhala. Orang suci itu dengan tegas menolak untuk melakukannya, jadi komandan militer memerintahkan agar orang kudus ini disiksa. Kemudian, dpenuhi dengan luka-luka, orang suci itu diseret ke batu-batu tajam. Pemukulan dan siksaan tidak mempengaruhi keteguhan imannya dan daya tahan serta keberaniannya menanggung penderitaan.

Orang suci itu dijahit dalam karung kulit dan ditenggelamkan di laut. Namun, oleh belas kasihan Allah, karung itu menabrak batu tajam sehingga robek terbuka. Js. Kallistratus mendarat di pantai tanpa terluka dengan dibawa oleh lumba-lumba. Melihat mujizat seperti itu, empat puluh sembilan tentara menjadi percaya kepada Kristus. Kemudian komandan militer melemparkan Js. Kallistratus dan tentara yang percaya pada Kristus ke dalam penjara. Sebelumnya, mereka semua mengalami pencambukan yang tak terhitung jumlahnya.

Di penjara, Js. Kallistratus terus memberitakan Firman Tuhan kepada para prajurit dan dia menyemangati mereka untuk menyongsong kemartiran. Dipanggil lagi di hadapan komandan militer, para penanggung derita dengan tegas mengakui iman mereka kepada Kristus, setelah itu mereka diikat tangan dan kakinya dan dilemparkan ke kedalaman danau besar di belakang bendungan. Tetapi di sana ikatan mereka lepas, dan dengan wajah-wajah cerah para martir suci berdiri di air, bersukacita dalam Pembaptisan mereka, yang bertepatan dengan tindakan kemartiran itu.

Mahkota indah cerah muncul di atas kepala mereka, dan semua mendengar suara: “Jadilah berani, Kallistratus bersama teman-temanmu dan beristirahatlah di kemah abadi” Pada saat yang sama, bumi bergetar dan patung berhala yang berdiri di dekatnya jatuh dan pecah. Melihat ini, 135 tentara lainnya juga percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Komandan militer, takut terjadi pemberontakan di tentara, tidak menempatkan mereka di pengadilan, tapi sekali lagi memenjarakan Js. Kallistratus dengan 49 sahabatnya, di mana mereka khusyuk berdoa dan bersyukur kepada Sang Pencipta karena memberi mereka kekuatan untuk menahan penderitaan tersebut.

Pada malam hari para martir dipotong-potong dengan pedang atas perintah komandan militer. Relik suci mereka dikubur oleh 135 tentara yang masih hidup. Kemudian, sebuah Gereja dibangun di tempat penderitaan mereka, seperti yang telah dinubuatkan oleh Js. Kallistratus.

Sumber :
https://oca.org/saints/lives/2018/09/27/102736-martyr-callistratus

Tinggalkan Balasan