Martir Kudus Nicephoros

Martir Kudus Nicephoros

Diperingati Gereja pada tanggal 9 Februari / 22 Februari (NC/Oac)

Martir Kudus Nicephoros tinggal di kota Antiokhia Suriah. Di kota ini juga tinggal presbiter Sapricios, yang sangat bersahabat dengan Nicephoros, sehingga mereka dianggap seperti saudara kandung. Melalui permulaan perselisihan, mereka bertengkar, dan cinta mereka yang dulu berubah menjadi permusuhan dan kebencian. Setelah beberapa saat, Nicephoros sadar, bertobat dari dosanya dan lebih dari sekali melalui teman bersama meminta pengampunan dari Sapricios, yang tidak ingin memaafkannya. Nicephoros kemudian pergi sendiri ke mantan temannya dan dengan sungguh-sungguh meminta maaf, tetapi Sapricios bersikeras. Saat ini kaisar Valerian (253-259) dan Gallius (260-268) memulai penganiayaan terhadap orang Kristen, dan salah satu yang pertama dibawa ke hadapan pengadilan adalah presbiter Sapricios. Dia dengan tegas mengakui dirinya seorang Kristen, menjalani siksaan karena imannya dan dihukum mati dengan cara dipenggal dengan pedang. Ketika mereka membawanya ke eksekusi, Nicephoros dengan berlinang air mata memohon pengampunannya, memanggilnya sebagai seorang martir suci yang akan segera berdiri di hadapan Tuhan dan menerima mahkota dari-Nya.
Tetapi presbiter Sapricios tetap mengeraskan hatinya dan bahkan sebelum kematiannya dia menolak untuk memaafkan saudaranya-Kristen. Karena itu Tuhan menahan berkat-Nya dari Sapricios, yang sebelumnya menguatkannya selama menanggung siksaan; tetapi sekarang, setelah hampir mencapai akhir yang diberkati dari penderitaannya, tiba-tiba dia menjadi takut akan kematian dan setuju untuk mempersembahkan korban kepada berhala. Sia-sia St. Nicephoros dengan air mata mendesak Sapricios, agar dia tidak menghancurkan dirinya sendiri dengan kemurtadan, karena dia sudah berdiri di ambang Kerajaan Surgawi. St. Nicephoros kemudian berkata kepada algojo: “Saya seorang Kristen dan saya percaya pada Tuhan kita Yesus Kristus, dari siapa Sapricios telah menarik kembali. Eksekusi saya di tempat Sapricios”. Para algojo melaporkan hal ini kepada gubernur. Dia mengeluarkan dekrit: untuk membebaskan Sapricios, dan sebagai gantinya memenggal kepala Nicephoros dengan pedang. Demikianlah Santo Nicephoros menerima mahkota martirnya.

Sumber : © 1996-2001 oleh Fr. S. Janos.

Tinggalkan Balasan