Penemuan yang pertama (abad 4) dan kedua (th 452) Kepala St. Yohanes, Sang Pembaptis dan Perintis Jalan.
+ diperingati 9 Maret / 24 Februari (kalender Julian)
Setelah pemenggalan kepala St. Yohanes Pembaptis dan Perintis Jalan (diperingati 29 Agustus-OC), tubuhnya dikuburkan oleh muridnya di kota Samaria di Sebasteia, dan kepalanya disembunyikan oleh Herodias di suatu tempat yang kotor. Yohana, istri dari Khuza (bendahara Herodes, disebut dalam Lukas 8:3), diam-diam mengambil kepala itu lalu meletakkannya dalam sebuah wadah dan menguburnya di bukit Zaitun – di salah satu lahan milik Herodes. Setelah bertahun-tahun berlalu lahan ini kemudian berpindah pemilik ke seorang pembesar bernama Inosensius (Innocentius), yang kemudian membangun sebuah gereja disana. Ketika mereka menggali parit untuk membuat fondasi, wadah dimana tersimpan kepala St. Yohanes Pembaptis itu ditemukan. Inosensius dapat menyadari kesuciannya dari tanda-tanda rahmat yang timbul dari benda itu. Itulah penemuan pertama. Inosensius menjaganya dengan kesalehannya, sampai sebelum wafatnya, karena rasa takut agar relik suci ini tidak disalahgunakan orang yang tidak percaya, ia kembali menyembunyikannya ke tempat yang sama dimana ia pernah menemukannya… dan saat wafatnya memang gereja itu dihancurkan.
Dimasa Konstantinus Agung (+337, diperingati 21 Mei), ketika Kekristenan bertumbuh, St. Yohanes sendiri dua kali nampak kepada dua rahib yang tengah perjalanan berziarah ke Yerusalem ke tempat-tempat suci, dan menunjukkan tempat dimana kepalanya disimpan. para rahib itu mendapatkan relik suci tersebut dan menempatkannya kedalam kantong terbuat dari bulu onta, kemudian melanjutkan perjalanan pulang. Diperjalanan mereka bertemu tukang tembikar dan memberikannya saja benda berharga itu. Tanpa mengetahui apa yang dia bawa, tukang tembikar itu melanjutkan perjalanannya. Namun kemudian St. Yohanes sendiri menampakkan diri kepadanya dan memintanya pergi dari para rahib yang sembrono dan pemalas itu, dengan apa yang dibawanya. Si tukang tembikar ini pergi menghindar dari para rahib sampai ke tempat tinggalnya ia menjaga kepala itu dengan hormat. Sebelum matinya ia membungkusnya kedalam wadah untuk menyimpan air lalu memberikannya kepada saudara perempuannya. Sejak waktu itu kepala yang terhormat itu berhasil disimpan oleh orang-orang Kristen yang saleh, sampai saat imam Eustathios terpengaruh bidat Arianisme – datang untuk mengambil-alihnya. Ia menderita berbagai penyakit, tapi dapat disembuhkan oleh rahmat melalui kepala suci tersebut, malah semakin menambah dia tetap dalam ajaran sesat. Namun ketika kesalahannya terbuka, ia terpaksa pergi. Setelah relik suci itu dikuburkan dalam sebuah goa, dekat Emessus, sang heretik ini berusaha kembali untuk mengambil-alih benda suci itu sebagai alat menyebarluaskan kesalahannya. Tetapi Allah tidak mengijinkannya terjadi. Para rahib yang saleh tinggal dalam goa itu, hingga disana berdiri sebuah biara. Pada tahun 452 St. Yohanes Pembaptis dalam sebuah penglihatan kepada Marcellus, sang arkhimandrit dari biara itu, menunjukkan tempat dimana disimpan kepalanya. Inilah yang diperingati sebagai penemuan kedua. Relik suci ini kemudian dipindahkan ke Emessus, lalu ke Konstantinopel.
______
ref.:
https://orthochristian.com/52051.html
https://oca.org/saints/lives/2008/02/24/100603-first-and-second-finding-of-the-honorable-head-of-the-holy-glori