+ Diperingati pada 15 Mei / 2 Mei (Kalender Gereja)
St. Athanasius Agung, Uskup Agung Aleksandria, adalah seorang Bapa Gereja yang agung dan pilar Orthodoksi. Ia dilahirkan sekitar tahun 297 di kota Alexandria dalam keluarga orang-orang Kristen yang saleh. Ia menerima pendidikan sekuler yang bagus, tetapi ia memperoleh lebih banyak pengetahuan dengan rajin mempelajari Kitab Suci. Di masa kecilnya, hierarki masa depan Athanasius dikenal oleh St. Alexander sang Patriarkh Aleksandria (29 Mei). Sekelompok anak-anak, termasuk Athanasius, sedang bermain di pantai. Anak-anak Kristen memutuskan untuk membaptis teman bermain mereka yang penyembah berhala.
Athanasius muda, yang ditunjuk anak-anak sebagai “uskup”, melakukan Pembaptisan, dengan tepat mengulangi kata-kata yang didengarnya di Gereja selama sakramen ini. Patriarkh Alexander mengamati semua ini dari jendela. Dia kemudian memerintahkan agar anak-anak dan orang tua mereka dibawa kepadanya. Dia berbicara dengan mereka untuk waktu yang lama, dan menetapkan bahwa Pembaptisan yang dilakukan oleh anak-anak dilakukan sesuai dengan perintah Gereja. Ia mengakui Baptisan sebagai baptisan yang sah dan memeteraikannya dengan sakramen Krisma. Dari saat ini, Patriarkh memelihara pendidikan rohani Athanasius dan pada waktunya membawanya ke jenjang keimaman, awalnya sebagai reader, dan kemudian dia menahbiskannya sebagai diaken.
Saat sebagai diaken St. Athanasius menemani Patriarkh Alexander ke Konsili Ekumenis Pertama di Nikea pada tahun 325. Pada Konsili itu, St. Athanasius menyangkal bidat Arius. Pidatonya sesuai dengan persetujuan para Bapa Gereja Orthodoks, tetapi kaum Arian, mereka yang secara terbuka dan mereka yang diam-diam, sangat membenci Athanasius dan menganiaya dia selama sisa hidupnya.
Setelah kematian Patriarkh Suci Alexander, St. Athanasius dengan suara bulat terpilih sebagai penggantinya di Tahta Aleksandria. Dia menolaknya karena menganggap dirinya tidak layak, tetapi atas desakan semua umat Orthodoks tetapi dengan perjanjian, dia ditahbiskan sebagai uskup ketika dia berusia dua puluh delapan tahun, dan diangkat sebagai Uskup Gereja Alexandria. St. Athanasius membimbing Gereja selama empat puluh tujuh tahun, dan selama masa ini ia mengalami penganiayaan dan kesedihan dari para antagonisnya. Beberapa kali ia diusir dari Aleksandria dan menyembunyikan diri dari kaum Arian di tempat-tempat , karena mereka berulang kali mencoba membunuhnya. St. Athanasius menghabiskan waktu lebih dari dua puluh tahun di pengasingan, dan ketika kembali ke kawanannya kemudian dibuang lagi.
Ada suatu masa ketika dia adalah sebagai satu-satunya uskup Orthodoks di daerah itu, saat ketika semua uskup lainnya jatuh ke dalam ajaran sesat. Di konsili palsu para uskup Arian, ia digulingkan sebagai uskup. Meskipun dianiaya selama bertahun-tahun, Orang kudus itu terus mempertahankan kemurnian Iman Orthodoks, dan ia menulis banyak surat dan tulisan tentang bidat Arian.
Ketika Julian si murtad (361-363) memulai penganiayaan terhadap orang-orang Kristen, kemarahannya pertama kali jatuh pada St. Athanasius, yang ia anggap sebagai pilar besar Orthodoksi. Julian berniat untuk membunuh orang suci itu untuk memukul kekristenan sebagai pukulan telak, tetapi ternyata justru dia yang segera binasa sendiri. Terluka parah oleh panah saat pertempuran, dia berteriak dengan putus asa: “Hai orang Galilea, Engkau telah menaklukkanku,.” Setelah kematian Julian, St. Athanasius membimbing Gereja Aleksandria selama tujuh tahun lagi dan meninggal pada tahun 373, pada usia tujuh puluh enam tahun.
Sejumlah karya St. Athanasius telah dipelihara Gereja; empat Orasi menentang bidat Arian; juga surat kepada Epictetus, uskup Gereja Korintus, tentang kodrat ilahi dan manusiawi dalam diri Yesus Kristus; empat Surat untuk Serapion, Uskup Thmuis, tentang Roh Kudus dan kesetaraan-Nya dengan Bapa dan Putra, yang diarahkan menentang bidat dari Makedonius.
Karya-karya apologetik St. Athanasius lainnya dalam membela Orthodoksi telah dipelihara juga, di antaranya adalah Surat untuk Kaisar Konstantius. St. Athanasius menulis tafsiran-tafsiran tentang Kitab Suci, dan buku-buku tentang karakter moral dan didaktik, serta biografi St. Anthonius Agung (17 Januari), yang dengannya St. Athanasius sangat dekat. St. Yohanes Krisostomos menyarankan setiap orang Kristen Orthodoks untuk membaca tulisan Kehidupan St. Antonius ini.
Peringatan St. Athanasius juga dirayakan juga pada tanggal 18 Januari bersama St. Kirilos dari Aleksandria.
_________
alih bahasa oleh : Bpk. Ireneus Endro.
ref :
https://oca.org/saints/lives/2001/05/02/101269-st-athanasius-the-great-the-patriarch-of-alexandria