Minggu Pertama setelah Hari Raya Pentakosta : Minggu peringatan Segenap Orang Kudus.


Bacaan Kitab Suci
Ibrani 11:33-12:2
Matius 10:32-33, 37-38; 19:27-30

“Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.
Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.” (kutipan bacaan Injil hari ini)

“Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan.
Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.
Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung.
Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.
Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.” (kutipan bacaan Surat Ibrani)

Minggu setelah Pentakosta ini didedikasikan untuk segenap orang-orang kudus (saints), baik mereka yang dikenal (namanya tersebut diperingati oleh Gereja), maupun mereka yang kita tidak sempat mengenal namun hanya Allah yang Maha Tahu.
Mereka telah menjadi para orang kudus di sepanjang masa, dan berasal dari semua penjuru bumi. Mereka adalah Para Rasul, para Martir, para Nabi, Hirarki kudus, kaum Monastik (rahib/rahibah, petapa hermit) dan para orang-orang benar, yang seluruhnya telah disempurnakan oleh Roh Kudus yang sama.

Turunnya Roh Kudus menjadikan kita dapat bangkit dari keadaan kejatuhan kita dan mencapai keadaan kekudusan, karenanya menggenapi perintah Allah “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (Imamat 11:44, 1 Petrus 1:16). Maka betapa patut Gereja memperingati Segenap Orang Kudus pada minggu pertama setelah perayaan peringatan Pentakosta.

St. Petrus dari Damaskus, dalam suatu tulisannya (“4th Stage of Contemplation”) menyebut lima kategori para orang suci : para Rasul, Martir, Nabi, Hirarki suci, dan Monastik (“Philokalia” vol.3).
Namun, ada pula para orang kudus yang disebut para Pengaku-Iman (Confessor), yaitu mereka yang mengalami masa seperti para Martir, dikatakan termasuk dalam golongan para Martir. Umumnya, para Pengaku Iman ialah mereka yang karena imannya disiksa, dianiaya, menghadapi kematian layaknya para Martir namun tidak sampai meninggal. Namun, mereka dengan teguh mengaku iman Kristen dan dihukum karena imannya. St. Maximus sang pengaku iman (diperingati 21 Januari) adalah salah satunya.

Para Rasul disebut pertama karena merekalah yang pertama menjadi pewarta Injil keseluruh dunia.

Selanjutnya ialah para Martir, karena teladan yang berani dan teguh mengaku iman dihadapan musuh dan penganiaya Gereja, yang mengilhami, menguatkan orang-orang Kristen untuk tetap teguh beriman kepada Kristus sampai mati.

Setelah itu, para Nabi, yang dalam kitab-kitab Perjanjian Lama merupakan yang mendahului dan bayangan dari apa yang akan terjadi.
Berikutnya, para Hirarki suci, sebagai pemimpin bagi kawanan orang percaya, yang mengajar mereka melalui perkataan dan teladan.

Lalu, para orang suci dari kaum Monastik, mereka yang menjalani hidup asketik, penyangkalan-diri, menarik diri dari keduniawian untuk hidup membiara ataupun dalam hidup petapaan (petapa hermit). Mereka menempuh jalan hidup demikian bukan karena rasa benci terhadap hidup duniawi, tetapi dalam rangka membaktikan diri pada hidup dalam doa-tanpa putus (1Tes5:17), berdoa bagi semua dan melawan kekuatan-kekuatan iblis. St. Yohanes Klimakus mengatakan “Para Malaikat adalah cahaya bagi para rahib, dan kehidupan menyangkal-diri ialah cahaya bagi semua orang” (kutipan tulisannya “Ladder of divine ascent”).

Yang terakhir, para orang-orang benar, yang berjuang dalam hidup kekudusan selagi didunia. Para teladannya seperti bapa Abraham, dan istrinya Sarah, Ayub, Yoakim dan Hana, Yusuf yang dipertunangkan, dan lain sebagainya. Gereja mengingat nama-nama mereka, mengenang hidup semua orang-orang suci di tiap-tiap hari kalender liturgisnya.

____

Kidung

Troparion – irama 4
Dihiasi dengan darah para MartirMu diseluruh dunia bagaikan kain lenan ungu, GerejaMu berseru kepadaMu, Ya Kristus Allah kami; kirimkanlah berkat kerahimanMu bagi umatMu; anugerahkanlah kedamaian bagi umatMu serta belas kasihan yang besar bagi jiwa kami

Kontakion – irama 8
KepadaMu Ya Tuhan, Sang Pencipta segala makhluk, semesta alam mempersembahkan para Martir pengemban Allah sebagai buah pertama dari semesta. Melalui doa-doa permohonannya, melalui Sang Theotokos, Engkau menjagai GerejaMu dalam kedamaian, ya Yang Maha Pengasih.

____

Referensi :

https://oca.org/saints/lives/2013/06/30/48-synaxis-of-all-saints

www.pravoslavie.ru/english/35501.htm

https://en.m.wikipedia.org/wiki/All_Saints%27_Day

Tinggalkan Balasan