Sang Pembawa Rempah-Rempah dan Yang Disamakan dengan Para Rasul Maria Magdalena
+diperingati oleh Gereja 4 Agustus (kalender baru) / 22 Juli (kalender Gereja)+
Yang Kudus Pembawa Rempah-rempah yang disamakan dengan Para Rasul Maria Magdalena. Di dekat danau Genesaret (Galilea), antara kota Kapernaum dan Tiberias, disanalah letak sebuah kota kecil bernama Magdala, sisa-sisanya masih ada hingga saat ini. Sekarang hanya ada sebuah desa kecil berdiri disana bernama Mejhdel.
Seorang perempuan yang namanya tercatat selamanya dalam Injil ini lahir dan tumbuh di Magdala. Tidak ada kisah waktu mudanya di dalam Injil, tapi Tradisi mengatakan Maria Magdalena seorang muda dan berparas cantik, dan menjalani hidup penuh dosa. Dikatakan dalam Injil bahwa Tuhan mengusir tujuh roh jahat dari Maria (Lukas8:2). Semenjak saat itu ia menjalani hidup yang baru, dan benar-benar menjadi pengikut Kristus yang setia.
Injil mencatat, Maria Magdalena mengikut Kristus, ketika Ia bersama-sama dengan Para Rasul melintasi kota-kota dan desa di Yudea dan Galilea untuk mewartakan Kerajaan Allah. Bersama dengan perempuan saleh Yohana istri dari Khuza (bendahara Herodes), Susana dan banyak perempuan lainnya, mereka melayaniNya dengan kekayaan yang mereka miliki (Lukas8:1-3) dan tanpa diragukan lagi turut ambil bagian bersama dengan Para Rasul dalam tugas-tugas pekabaran injil bersama dengan para perempuan yang lain bersamanya. St. Lukas Sang Penginjil, menjadi saksi ketika ia bersama para perempuan yang lain, dikatakan saat Perjalanan Salib Kristus ke Golgota, setelah menerima hukum cambuk Kristus memikul sendiri Salibnya yang berat, lalu jatuh dibawahnya, Maria mengikuti dari belakang menangis sedih dan meratap, namun Kristus malah memberinya penghiburan. Injil juga mencatat Maria Magdalena hadir di Golgota pada saat Tuhan disalibkan. Sementara para murid Sang Juruselamat melarikan diri, ia tanpa rasa takut tetap berada di bawah Salib bersama dengan Ibu Yesus dan Rasul Yohanes.
Pada Injil (selain Injil Lukas) juga mencatat mereka yang berdiri disamping Salib: Ibu dari Rasul Yakobus , dan Salome, dan para perempuan yang lain yang juga mengikuti Kristus dari Galilea, tapi semua menyebutkan yang pertama Maria Magdalena. St. Yohanes, selain Bunda Allah Sang Sabda, hanya menyebut Maria (Magdalena) dan Maria Kleopas. Hal ini menunjukkan Maria Magdalena seorang yang memiliki peran penting diantara para perempuan yang berkumpul di sekitar (Salib) Tuhan.
Maria Magdalena sangat setia mengikut Yesus bukan hanya pada saat Ia diMuliakan, namun juga pada saat Ia dihina dan direndahkan. St. Matius Sang Penginjil juga mencatat, bahwa Mari Magdalena juga hadir di penguburan Yesus. Ia menyaksikan Yusuf dan Nikodemus membawa Tubuh Kristus ke tempat dimana dimakamkan.
Sesuai hukum dimana ia dibesarkan, Maria bersama dengan para perempuan yang lain beristirahat di keesokan harinya, karena itu adalah hari Sabat yang istimewa, yang mana bertepatan dengan Hari Raya Paskah. Pada hari setelahnya perempuan itu mengumpulkan rempah-rempah untuk dibawa ke makam Kristus diwaktu pagi benar di hari Minggu dan hendak meminyaki Tubuh Kristus menurut tradisi orang Yahudi.
Yang perlu diketahui bahwa, dalam perginya ke kubur pada pagi-pagi benar di hari pertama minggu itu, perempuan ini tidak mungkin bertemu satu sama lain pada hari Sabtu itu. Mereka (para perempuan) secara terpisah pergi pulang ke rumahnya masing². Mereka kembali pergi diwaktu pagi-pagi benar di hari berikutnya ke kuburan, bukan berangkat bersama-sama, tapi masing² dari kediamannya sendiri².
Dalam Injil (Matius, Markus, Yohanes) dituliskan perempuan ini datang pagi-pagi benar (saat matahari belum terbit) sehingga hari masih gelap. Ia berlari ketempat dimana Tubuh Kristus dibaringkan..(Yohanes 20:1-16).
Dalam Yohanes 20:18, kabar sukacita, “Aku telah melihat Tuhan!” adalah pekabaran pertama pada dunia tentang Kebangkitan. Hal ini dilakukannya memenuhi perintah Tuhan untuk mengabarkan sukacita ini (Yohanes 20:17). Para Rasul mengabarkan kabar suka cita Kebangkitan kepada dunia, namun sebelumnya justru Maria lah yang pertama mengabarkan itu kepada Para Rasul sendiri.
Kitab Suci tidak menceritakan tentang kehidupan Maria Magdalena setelah kebangkitan Kristus, tetapi tidak mungkin untuk meragukan, bahwa jika di menit mengerikan Penyaliban Kristus dia di kaki Salib-Nya bersama dengan IbuNya Yang Termurni dan St. Yohanes, dia pasti juga tinggal bersama mereka selama masa penuh suka-cita setelah kebangkitan dan kenaikan Kristus. Jadi, dalam Kisah Para Rasul St. Lukas menulis bahwa semua Rasul dengan satu pikiran tinggal dalam doa dan permohonan, dengan para perempuan yang mengikutiNya dan Maria Bunda Yesus dan saudara-saudara-Nya.
Tradisi Suci memberi kesaksian bahwa ketika Rasul berangkat dari Yerusalem untuk mewartakan Injil ke segala ujung bumi, Maria Magdalena juga turut pergi bersama mereka. Seorang wanita pemberani, yang hatinya penuh kenangan akan Kebangkitan, ia melampaui batas asal dirinya dan pergi untuk mewartakan Injil ke kota Roma yang penuh penyembah berhala. Di mana-mana ia menyatakan kepada orang-orang tentang Kristus dan ajaran-Nya. Ketika banyak yang tidak percaya bahwa Kristus telah bangkit, ia mengulangi kepada mereka apa yang dia katakan kepada para Rasul pada pagi hari cerah dari Kebangkitan: “Aku telah melihat Tuhan!” Dengan pesan suka-cita ini ia pergi ke seluruh Italia.
Tradisi menceritakan bahwa di Italia Maria Magdalena menghadap Kaisar Tiberias (14-37 M), sebagai penguasa diatas kekuasaan Pontius Pilatus waktu itu, dan menyatakan kepadanya kebangkitan Kristus. Menurut Tradisi, dia membawakan telur merah sebagai simbol Kebangkitan, simbol kehidupan baru dengan kata-kata: “Kristus Bangkit!” (Xristos Anesti). Kemudian dia mengatakan kepada kaisar bahwa di Provinsi nya Yudea telah dihukum dengan tidak adil Yesus orang Galilea, seorang suci, pembuat mujizat, penuh Kuasa, telah dihukum atas keinginan imam-imam besar Yahudi , dan perkataan itu telah dipertegas oleh wakil (procurator yang ditunjuk kaisar) yang ditunjuk oleh Tiberias, yaitu Pontius Pilatus sendiri.
Maria mengulangi kata-kata dari para Rasul, bahwa kita telah ditebus dari kesia-siaan hidup bukan dengan emas dan perak, melainkan oleh Darah Kristus.
Berkat Maria Magdalena kebiasaan untuk saling memberi telur paskah satu-sama lain dimulai pada peringatan hari Kebangkitan Kristus menyebar hingga di antara orang-orang Kristen seluruh dunia. Dalam satu naskah Yunani kuno, yang ditulis pada perkamen, disimpan di perpustakaan biara St. Athanasius dekat Tesalonika, ada sebuah doa yang dibacakan pada hari Paskah Kudus untuk memberkati telur dan keju. Hal ini menunjukkan bahwa igumen dalam membagikan telur yang diberkati berkata kepada saudara-saudara biaranya: “Demikianlah yang kami terima dari para Bapa suci, suatu tradisi yang dipelihara sejak jaman para Rasul yang kudus, oleh karenanya Yang Pertama Disamakan dengan Para Rasul : Maria Magdalena menunjukkan kepada umat percaya suatu teladan pengorbanan yang penuh suka-cita ini. ”
Maria Magdalena melanjutkan pewartaan Injil-nya di Italia dan di kota Roma sendiri. Terbukti, Rasul Paulus mengingat dia dalam dalam suratnya kepada Gereja di Roma (16: 6), di mana bersama-sama dengan orang suci lain yang mengajarkan Injil ia menyebutkan Maria (Mariam), yang karenanya menyatakan “yang telah bekerja keras untuk kami.” Jelas , ia secara ekstensif melayani Gereja ditengah kesulitannya, ancaman-ancaman bahaya, dan turut ambil bagian dengan Para Rasul dalam pekerjaan pengajaran.
Menurut Tradisi Gereja, ia tetap di Roma sampai kedatangan Rasul Paulus, dan selama dua tahun kemudian saat kepergiannya dari Roma setelah putusan pengadilan pertama (yang memberi hukuman) kepadanya. Dari Roma, St. Maria Magdalena, sudah membungkuk karena usia, pindah ke Efesus di mana Rasul Suci Yohanes tak henti-hentinya bekerja keras. Disanalah sang janasuci mengakhiri hidupnya didunia dan dimakamkan.
Relik suci nya dipindahkan pada abad kesembilan ke Konstantinopel, dan ditempatkan di Gereja biara St Lazarus. Di era perang salib relik-relik tersebut dipindahkan ke Italia dan ditempatkan di Roma di bawah altar Katedral Lateran. Bagian dari peninggalan Maria Magdalena disebutkan ada di Provage, Prancis dekat Marseilles, di mana diatasnya sebuah bangunan indah gereja dibangun di kaki sebuah gunung yang curam, untuk menghormatinya.
Gereja Ortodoks menghormati kenangan suci Js. Maria Magdalena, perempuan yang dipanggil oleh Tuhan sendiri dari kegelapan menuju terang, dan dari kuasa Iblis kepada Allah.
Sebelumnya tenggelam dalam dosa lalu menerima kesembuhan, ia amat tulus dan memulai jalan hidup barunya dan tidak pernah goyah dari jalan itu. Maria mengasihi Tuhan yang memanggilnya pada jalan kehidupan yang baru. Dia setia kepada-Nya tidak hanya ketika Tuhan dikelilingi oleh antusiasme banyak orang dan diakui sebagai sebagai pembuat mujizat, tetapi juga ketika semua murid meninggalkan-Nya dalam ketakutan dan sementara Dia, dihina dan disalibkan, digantung di atas siksaan salib. Inilah sebabnya mengapa Tuhan, mengetahui kesetiaannya, tampaknya dialah yang pertama, dan layak menerima kehormatan untuk menjadi yang pertama mewartakan kebangkitan Tuhan.
Kidung:
Troparion — Irama 1
Dengan mematuhi perintah dan hukum-Nya, Yang Suci Maria Magdalena, / Dikau mengikut Kristus, yang demi kita lahir dari Sang Perawan, / dan dalam merayakan kenangan yang paling suci dihari ini, / kami menerima pengampunan dosa oleh doa-doamu.
Kontakion — Irama 3
Berdiri di hadapan Salib Sang Juruselamat, / Menderita bersama dengan Bunda dari Tuhan, / yang paling mulia Maria Magdalena mempersembahkan pujian dengan air mata. / Ia berseru: Apakah arti keajaiban yang aneh ini? / Dia yang memegang seluruh ciptaan dengan tangan-Nya memilih untuk menderita: / Mulialah, Ya Tuhan bagi KuasaMu !