Martir Agung Kudus dan Tabib Agung Panteleimon

+diperingati 9 Agustus (kalender baru) / 27 Juli (kalender Gereja)+

Yang kudus, mulia dan benar – sang pemenang, Martir Agung Penteleimon (atau Pantaleon) – sang penyembuh tanpa pamrih (Unmercenary Healer) – menjadi martir dibawah pemerintahan Kaisar Maximian (tahun 305 Masehi).

Orang tuanya adalah Eustorgius dari Nikomedia, seorang (beragama) pagan, dan St. Eubula (diperingati 30 Maret). Mereka menamainya Pantaleon, yang artinya “laksana seekor singa dalam segala hal”, tapi ketika ia menjadi seorang Kristen, ia mengubah namanya menjadi Panteleimon, yang artinya : “yang penuh belas kasihan”.

Ia belajar tentang keKristenan dari seorang presbyter/imam yang kelak membabtiskan dirinya, Janasuci Hermolaus. Hermolaus dahulu hidup bersama 2 presbyter yang lain, Hermippus dan Hermocrates; ketiga-tiganya ini merupakan survivor (yang selamat) dari pembantaian masal 20.000 orang Kristen di tahun 303 masehi (diperingati tanggal 28 Desember, kalender Gereja).

St. Panteleimon telah mendapatkan pendidikan sebagai seorang ahli kesehatan (physician), dan ia “mempersembahkan hidupnya untuk yang menderita, yang sakit, yang tidak beruntung dan yang berkekurangan. Ia memperlakukan mereka semua yang datang padanya tanpa dipungut biaya, memberi kesembuhan pada mereka semua di dalam nama Yesus Kristus. Ia mengunjungi orang-orang yang menjalani hukuman dalam penjara. Mereka biasanya adalah orang-orang Kristen, dan ia menyembuhkan mereka semua dari luka-lukanya. Dalam waktu yang singkat, berita tentang seorang sang tabib/ahli kesehatan yang penuh kasih ini menyebar ke penjuru kota. Tanpa mempedulikan banyak tabib yang lainnya, para penduduk banyak yang datang hanya kepada St. Panteleimon.”

Para ahli kesehatan yang lain itu melaporkan persoalan ini kepada Kaisar Maximian. St. Panteleimon mengaku bahwa ia seorang Kristen dan menolak untuk memberikan persembahan (korban) kepada patung dewa-dewa.

“(Ia) mengatakan pada seorang yang sakit, yang mana banyak tabib/ahli kesehatan lain tidak sanggup lagi menyembuhkannya, untuk dibawa kepada sang kaisar. Lalu para tabib itu meminta kepada dewa-dewa mereka, dan Panteleimon berdoa kepada Tuhannya untuk dapat menyembuhkan seorang penderita sakit tersebut. Seseorang yang menderita lumpuh selama bertahun-tahun dibawa masuk, dan banyak para agamawan pagan yang juga mengetahui segala sesuatu tentang penyembuhan itu telah meminta kepada dewa-dewa mereka namun tidak berhasil. Kemudian, didepan mata sang kaisar, sang Orang kudus itu (St. Panteleimon) menyembuhkan penderita lumpuh tersebut dengan memanggil nama Yesus Kristus. Maximian yang amat murka, mengeksekusi penderita lumpuh yang disembuhkan tadi, dan mengirim St. Panteleimon untuk disiksa.”

Hermolaus, Hermippus, dan Hermocrates turut dibawa; mereka bersaksi dan dihukum pancung. Meskipun telah mengalami banyak hukuman siksa, St. Panteleimon tidak mengalami kesakitan. Lalu dengan murka, Maximian memerintahkan St. Panteleimon untuk dihukum pancung. Para prajurit membawanya ke sebuah pohon zaitun, namun ketika mereka mengayunkan pedang sewaktu ia sedang berdoa, pedang prajurit itu meleleh (seperti lilin yang meleleh). Setelah ia selesai berdoa, “Sebuah Suara terdengar dari Langit (Surga), memanggil seorang yang penuh iman itu dengan namanya yang baru dan mengundangnya menuju kerajaan surga.”
Ia lalu memerintahkan para prajurit yang berlutut karena ketakutan itu untuk bangkit dan melaksanakan hukuman mati seperti yang diperintahkan kaisar baginya. Setelah para prajurit itu melaksanakan perintah untuk menghukum pancung tersebut, pohon zaitun itu lalu penuh dengan buahnya.

Walaupun kemudian tubuhnya dilemparkan kedalam nyala api, tubuh itu tidak terbakar, kemudian dikuburkanlah tubuh itu oleh orang-orang Kristen. Kepalanya (yang telah terpenggal) disimpan di pulau Andros di dalam biara Panachrantos dan, pada saat-saat tertentu dibawa ke beberapa rumah biara. Beberapa relik/peninggalannya dapat juga ditemukan di biara Putna (Bucovina, Rumania), juga di dalam katedral St. Petrus dan St. Paulus di Konstanta, Rumania.

“St. Panteleimon disebutkan bersama saat permohonan doa untuk pemberkatan air dan pemberkatan minyak, bersama dengan St. Hermolaus dan para penyembuh-tanpa pamrih lainnya, juga para pembuat mujizat lain. Ada sebuah kidung Akatis untuk menghormati Orang Kudus tersebut.”

Kidung :

Apolitikion – irama 3

Panteleimon, sang pemenang yang kudus dan sang penyembuh, bermohonlah bersama Allah kami Sang Maha Belas Kasihan bagi pengampunan dosa-dosa bagi jiwa kami.

Kontakion – Plagal irama satu atau irama lima

Yaa Sang Pemenang dan Sang Martir dari Allah,
Yang memancarkan Sang Maha Belas Kasih dan membawa dariNya mujizat penyembuhan,
Sembuhkanlah sakit penyakit jiwa kami dengan doa-doamu,
Dan bagi pelepasan kami dari pencobaan oleh musuh-musuh abadi,
Yaa engkau yang tak henti-hentinya berseru, “Selamatkan kami, Yaa Tuhan.”

______
Disalin dari :
https://m.facebook.com/GerejaOrthodoxStIonaSurabaya/photos/a.241144832649828.50551.240683072696004/755460561218250/

Tinggalkan Balasan