Tentang Puasa dan Peringatan Dormition (atau Tertidurnya) Sang Theotokos

Dormition (atau Tertidurnya) Sang Theotokos adalah salah satu Perayaan Peringataan Besar Gereja Orthodox, yang diperingati tanggal 15 Agustus (kalender Gereja) / 28 Agustus (kalender baru). Peringatan ini didahului dengan berpuasa 14 hari. Puasa Dormition tidaklah seketat Puasa Agung Pra-Paskah / Great Lent (40hari), tapi lebih ketat dari puasa Para Rasul / Apostle’s Fast (12hari) dan Puasa Pra-Natal / Nativity Fast (40hari). Setiap hari (mulai senja) sebelum pesta peringatan ini, diadakan Doa Praklisis (Dormition Paraklesis to the Theotokos).

Salah satu referensi yang cukup jelas terkait puasa Dormition dijumpai dalam catatan percakapan Paus Leo Agung sekitar tahun 450, “Puasa-puasa Gereja yang dilaksanakan dalam tahun dengan menentukan puasa bagi tiap masanya. Demikian, pada masa semi ada 40 hari Puasa Agung Pra-Paskah; pada musim panas ada Puasa Para Rasul; pada musim gugur di bulan ke tujuh Puasa Dormition; pada musim dingin ada Puasa Natal.”

“The Church fasts are situated in the year in such a way that a special abstinence is prescribed for each time. Thus, for spring there is the spring fast ]—the Forty Days[Great Lent; for summer there is the summer fast… [the Apostles’ fast]; for autumn there is the autumn fast, in the seventh month [Dormition fast]; for winter there is the winter fast [Nativity fast].” (Pope Leo The Great)

Di abad ke 2, St. Yustinus Martir, merujuk pada Sang Perawan Maria sebagai “Hawa baru”. Kitab Kejadian mencatat Hawa yang pertama menerima nama tersebut karena dialah “ibu semua yang hidup (Kej 3:20)”. Dalam Perjanjian Baru, Maria sebagai Hawa yang baru menjadi Ibu bagi semua yang memilih untuk hidup didalam Kristus (Yoh 19:27). Ia membalas ketidaktaatan Hawa dengan ketaatannya – seperti tercatat dalam Injil menurut St. Lukas “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38) dan digunakan dalam banyak doa-doa. Ia telah disiapkan untuk melaksanakan kehendak Tuhan. Maria sebagai Ibu kita menjadi teladan hidup orang Kristen. Kita berjalan bersamanya dengan iman sepanjang tahun liturgis dari (peringatan) kelahirannya (diperingati 1 September – kalender Gereja) hingga (peringatan) ‘tertidur’nya (diperingati 15 Agustus – kalender Gereja). Wafatnya merupakan bayangan akan bagaimana setiap orang Kristen, bukanlah sebagai akhir tapi keberangkatan menuju setelahnya, perjumpaan dengan Allah.

Kisah tentang penglihatan Yakub dalam sebuah mimpi : “sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit,…” (Kej 28), dibacakan dalam sembahyang senja dalam perayaan peringatan (‘Tertidurnya’ Sang Theotokos) dan menunjukkan kita ikon dari sebuah tangga yang menjulang sampai ke langit (yang melambangkan surga). Secara Tradisi, para bapa Gereja menganggapnya sebagai ikon dari Maria sendiri.

Menurut tradisi Gereja, Sang Theotokos wafat secara wajar, “Jatuh tertidur di dalam Tuhan”, seperti orang Kristen lainnya. Kristus sendiri datang untuk menerima jiwa ibunya (seperti yang digambarkan dalam ikon ). Semua Rasul kecuali Rasul Thomas hadir selama jatuh tertidurnya Theotokos dan mereka pun menguburkan tubuhnya.

St. Thomas yang berada di India pada waktu itu mendapat informasi tentang jatuh tertidurnya Theotokos. Dia dibawa dalam awan oleh Malaikat dari India ke Yerusalem. Saat ia mendekati Yerusalem, ia melihat Sang Perawan naik ke surga dibawa oleh malaikat. Menyangka bahwa ia sedang melihat jiwa Sang Theotokos, ia berteriak dalam penderitaan, karena ia tidak bisa menghabiskan hari-hari terakhirnya dengan Sang Ibu dan menerima berkatnya. Melihat ke bawah dari atas dengan belas kasihan, Janasuci Perawan melepaskan sabuknya dan menjatuhkannya ke bawah. Sabuk Sang Perawan Maria langsung mendarat di tangan yang terulur dari Rasul Kudus St. Thomas.

Setelah Sang Theotokos hilang dari pandangan St. Thomas, bergegaslah St. Thomas ke kota untuk menginformasikan ke para Rasul lainnya mengenai perjumpaannya dengan Theotokos. Meyakinkan bahwa apa yang ia lihat adalah jiwa dari Sang Perawan Maria, St. Thomas memohon agar Para Rasul lainnya untuk membuka makam untuk memastikan apakah Tubuh Theotokos masih berada di sana. St. Thomas berharap melihat Tubuh Sang Ibu terberkati, para Rasul setuju. Tapi saat makam itu dibuka, Tubuh Sang Perawan Suci sudah tidak ada lagi di sana, dan mereka melihat kubur kosong.

Peristiwa ini dipandang sebagai ‘buah pertama’ dari Kebangkitan orang beriman yang akan terjadi pada Kedatangan Kristus Kedua-kali. Gereja Orthodox mengajarkan, Sang Theotokos memerlukan keselamatan dalam Kristus sebagaimana manusia diselamatkan dari pencobaan, penderitaan, dan kematian di dunia. Ia wafat dan dibangkitkan oleh Sang Putra sebagai Bunda dari Kehidupan dan telah ambil bagian dalam kehidupan kekal di firdaus. Kehidupan di firdaus telah disiapkan dan dijanjikan bagi semua yang “mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya”. (Lukas11:27-28)

Dalam bacaan Perjanjian Lama (dibacakan saat peringatan) yang memiliki makna Perjanjian Baru : Kejadian 28:10-17, sebuah tangga dalam mimpi Yakub yang mempertemukan langit (surga) dan bumi menunjukkan perjumpaan Allah bersama manusia yang tergenapi penuh dan sempurna dalam Maria, Sang Pengemban Allah. “Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga.” Dalam Yehezkiel 43:27-44:4, penglihatan di Bait Suci dengan gerbang yang menghadap ke Timur; tertutup dan penuh kemuliaan Tuhan, melambangkan Sang Perawan Maria. Dan dalam Amsal 9:1-11, Maria juga di kaitkan sebagai “rumah” yang baginya telah didirikan oleh Hikmat Ilahi.
____________________________

“Tertidurnya Sang Theotokos tersuci adalah kemenangan Gereja: Rasul berkumpul, menempatkan makam Bunda Allah di Getsemani, dan tidak pernah lagi menemukannya kembali, karena tubuh Sang Bunda menghilang. Sebuah tradisi yang kuat dari Gereja telah diwariskan kepada kita mengabarkan bahwa tubuh Sang Bunda Allah diangkat menuju kerajaan Allah. Beberapa Para Bapa Gereja mula-mula yang kudus dari Gereja Rusia – di antaranya St. Ignatius Brianchaninov menyatakan bahwa yang harus terutama diingat – membandingkan kedua misteri Tertidurnya Sang Bunda yang tersuci dengan kebangkitan Juruselamat adalah bahwa kematian bagi umat beriman itu tidaklah ada lagi: yang ada adalah tertidur dan suatu keberangkatan.” († Bapa Suci Patriarkh Kirilios).

___________

Referensi :

https://mobile.facebook.com/photo.php?fbid=758373017593671&id=240683072696004&ce

The Dormition Fast
www.pravoslavie.ru/english/38700.htm

The Fast and Preparation for The Feast of The Dormition
www.johnsanidopoulos.com/2011/08/fast-and-preparation-for-feast-of.html?m=1

Tinggalkan Balasan