*TANYA:*
Selamat siang romo, saya ingin bertanya, dosa yang tidak dapat diampuni, dosa menghina/menghujat Roh Kudus, itu contohnya seperti apa romo?
*JAWAB:*
*APAKAH DOSA MENGHUJAT ROH KUDUS?*
By:
Отец Кирилл Дж.С.Л. (РПЦ-МП)
_”Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.”_ (Matius 12:31-32)
Matius 12:22-30 : Dipenuhi dengan kesombongan dan kecemburuan, orang-orang Farisi menemukan dalam mujizat penyembuhan orang kerasukan setan yang buta dan bisu ini dalih untuk menyerang Yesus, menuduh Dia memiliki *Beelzebul* (ay. 24) sebagai sumber kuasa-Nya. Beelzebul / Baal mungkin adalah pangeran dari “tumpukan kotoran” atau “lalat-lalat” – dewa yang disembah oleh orang Filistin (2 Raja 1:2-16); di sini dia disebut *penghulu/penguasa setan* (ay. 24). Setan tidak melawan diri mereka sendiri, tetapi diusir oleh kuasa Allah melalui *Roh Kudus* (ay. 28), yang tindakannya menandakan realitas Kerajaan saat ini.
Matius 12:32 : Penghujatan *terhadap Roh Kudus* adalah penghujatan terhadap aktivitas ilahi Roh – tuduhan bahwa Yesus menyembuhkan orang jahat dengan kuasa roh jahat (ay. 24) daripada dengan kuasa Roh Kudus (ay. 28; lihat Markus 3:29, 30). Setiap dosa *terhadap Anak Manusia* dapat diampuni, karena *orang-orang Yahudi belum tahu banyak tentang Dia.* Tetapi penghujatan terhadap Roh, yang aktivitas ilahinya diketahui dari kitab Perjanjian Lama, tidak akan diampuni. Penghujatan ini adalah kekerasan hati yang disengaja. Ini menghubungkan tindakan penyelamatan Roh dengan Setan dan menolak untuk menerima pengampunan dan belas kasihan Allah.
_”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.Tetapi apabila seorang *menghujat Roh Kudus,* ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal.” Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.”_ (Markus 3:28-30)
*Menghujat Roh Kudus* ialah tindakan mengumpat, mencaci-maki, mengatakan hal-hal yang jahat tentang Roh. Untuk dosa-dosa semacam ini selamanya tidak akan mendapat ampun. Untuk kata *Bersalah,* terjemahan yang lain ialah *terbelenggu.* Semua naskah yang lebih baik menyebut _dosa kekal_ dan _bukan hukuman kekal._
“Dosa yang tak terampuni” adalah tuduhan bahwa Yesus melakukan pengusiran setan dengan kuasa *roh jahat* (ay. 30) bukannya *Roh Kudus* (ay. 29). Ini adalah penghujatan. (Lihat catatan di Mat 12:32; Luk 12:10).
Manusia masih dapat dimaafkan, kalau keliru dalam hal keilahian Yesus, yang bersembunyi di belakang rupa “Anak manusia” yang sederhana saja, Mat 8:20+, tetapi ia tidak dapat dimaafkan kalau menutup mata dan hati untuk karya Roh Kudus yang terang benderang. Dengan meniadakan karya Roh itu orang menolak tawaran paling luhur yang disampaikan Allah, maka orang menempatkan diri di luar keselamatan (bdk. Ibr. 6:4-6; Ibr. 10:25-31).
_”Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.”_ (Ibrani 6:4-6)
_”Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu._
_Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka. Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia? Sebab kita mengenal Dia yang berkata:_ _”Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan.” Dan lagi: “Tuhan akan menghakimi umat-Nya.” Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.”_ (Ibrani 10:25-31)
Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni. Prinsip umum. Pendamaian oleh Kristus di kayu salib cukup untuk menghapuskan kesalahan semua dosa, bahkan bentuk hujat yang paling menyakitkan hati terhadap Allah sekalipun. Tetapi, ada satu dosa yang dinyatakan tidak dapat diampuni: jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. Mengingat prinsip yang telah dinyatakan Yesus sebelumnya, hal tidak dapat diampuni ini bukan disebabkan karena dengan pendamaian semata belumlah cukup, juga kita tidak dapat berkesimpulan bahwa Hypostasis (Oknum) Ketiga dari Tritunggal itu memiliki suatu kesucian khusus. Banyak penafsir menjelaskan dosa ini sebagai tindakan mengaitkan berbagai karya mukjizat Roh itu dengan kuasa Iblis (bdg. Mrk. 3:29-30), dan mereka menganggap dosa tersebut tidak mungkin dilakukan pada saat ini (demikian Chafer, Broadus, Gaebelein). Tetapi. penafsir lain menganggap tuduhan orang Farisi itu sebagai gejala dan bukan dosa itu sendiri. Ayat-ayat selanjutnya menunjuk kepada hati yang tercemar sebagai penyebab dosa. Tugas khusus Roh ialah menginsafkan orang dan membuat orang bertobat, serta menjadikan orang bersedia menerima undangan Kristus. Karena itu hati yang membenci Allah dan menghujat Kristus (I Tim. 1:13) masih dapat diinsafkan dan dituntun kepada pertobatan oleh Roh. Tetapi orang yang menolak setiap tawaran Roh sama dengan menjauhkan dirinya dari satu-satunya kekuatan yang dapat menuntunnya kepada pengampunan dosa (Yoh. 3:36). Bahwa keadaan pasti tidak dapat diampuni itu dapat dicapai dalam hidup ini jelas tersirat dalam ayat ini. Perjanjian Lama melukiskan keadaan ini sebagai berbuat dosa “dengan sengaja” (Bil. 15:30); karena bagi mereka tidak mungkin ada pendamaian lagi. Orang tidak dapat memahami hati orang lain, dan karena itu tidak dapat menentukan apakah seseorang telah mencapai keadaan semacam itu. Kemungkinan terjadinya dosa ini tidak memperlemah undangan Injil, “Barangsiapa yang mau,” karena pada dasarnya orang-orang tersebut tidak akan mau lagi menerima. Mengenai orang Farisi yang mendengar Yesus, tidak disebutkan apakah mereka sudah melakukan dosa ini sepenuhnya atau tidak, tetapi peringatan itu jelas. Pengetahuan mereka yang banyak menjadikan tanggung jawab mereka besar; dan permusuhan mereka selama ini menunjukkan bahwa mereka berketetapan untuk tidak mau percaya.
_”Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: “Terkutuklah Yesus!” dan *tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus*.”_ (1 Korintus 12:3)
_”Sebab adalah keputusan *Roh Kudus dan keputusan kami,* …”_ (Kisah Para Rasul 15:28)
_”Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, *kami dan Roh Kudus,* yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.”_ (Kisah Para Rasul 5:31-32)
Maka boleh dikatakan, menolak kebenaran iman akan ke-Ilahian, ke-Tuhan-an dan sekaligus kemanusiaan (1 Yohanes 2:22, 4:3; 2 Yohanes 1:7) Yesus Kristus Sang Firman Menjelma dan Kepala Gereja dan menolak kebenaran iman Gereja para Rasul sebagai Tubuh Kristus di dunia ini, dan menolak kesaksian dan pewartaan iman Gereja, iman dari ketetapan Konsili-Konsili Kudus adalah dosa menghujat Roh Kudus itu sendiri.
Menghujat Roh Kudus tidak dapat diampuni karena tindakan tersebut membuat manusia terputus dari satu-satunya kuasa yang dapat mengubah kehidupan batiniahnya. Roh Kudus adalah utusan Allah untuk manusia, dan kepada-Nya orang percaya bergantung untuk dapat memperoleh pengetahuan tentang realitas kebenaran Allah, terutama kebenaran Sang Firman Allah yang menjadi Manusia, Sang Penebus Dosa dan Juruselamat umat manusia.
###@@@###