+ Diperingati 7 Desember / 25 November (kalender Gereja)
Imam-martir Klemen (Clement), Paus Roma, lahir di Roma dari keluarga kaya dan ternama. Sejak kecil ia terpaksa terpisah dengan orang tuanya karena keadaan, Klemen dibesarkan oleh orang asing. Ia tinggal di Roma, dimasa muda mendapatkan pendidikan yang baik, dikelilingi kemewahan, dan memiliki akses istana kekaisaran. Tapi semua kenyamanan tidak menyenangkan dia, dan kebijaksanaan agama berhala tidak dapat membuatnya tertarik. Ia mulai berpikir tentang makna hidup. Ketika kabar tentang Kristus dan pengajaranNya telah menyebar ke kota, St. Klemen meninggalkan tempat tinggalnya, hartanya dan pergi ke negeri dimana para Rasul mengajar. Di Alexandria, St. Klemen bertemu dengan St. Barnabas sang murid, ia mendengarkan perkaraannya dengan sungguh-sungguh, sehingga memahami dengan sepenuh hatinya kekuatan dan kebenaran Firman Allah. Setibanya di Palestina, St. Klemen menerima Baptisan dari Rasul Petrus dan menjadi muridnya yang setia mendampingi, turut merasakan kerja keras dan penderitaannya. Rasul Petrus segera sebelum sengsara dan kemartirannya telah menahbiskan St. Klemen menjadi uskup kota Roma. Setelah meninggalnya Rasul Petrus, demikian dilanjutkan sebagai uskup Roma St. Linus (67-79), kemudian St. Anacletus (79-91), kemudian ke tahta katedra St. Klemen (92-101).
Kesalehan hidup, karya amal dan doa Paus Klemen telah membawa banyak orang percaya kepada Kristus. Maka pada suatu Paskah ia membaptis 424 orang. Diantara yang dibaptis itu adalah orang-orang dari bermacam kelas sosial: budak, pejabat, hingga anggota keluarga kekaisaran.
Para penyembah berhala karena melihat keberhasilan karya kerasulannya, mengadukan St. Klemen ke kaisar Trajan (98-117), menuduh sang janasuci telah melecehkan dewa-dewa pagan. Kaisar lalu melenyapkan St. Klemen dari kota, mengirim dia jauh ke Krimea, memaksanya bekerja di tambang batu Inkerman dekat kota Kherson. Banyak diantara murid St. Klemen mengikuti dia, secara sukarela ikut diasingkan daripada berpisah dengan bapa rohaninya. Sesampainya di pembuangan, St. Klemen menemukan banyak orang Kristen disana, yang dihukum kerja paksa dibawah kondisi menyedihkan, dan kesulitan air. Ia berdoa bersama orang-orang hukuman, dan Tuhan melalui rupa Domba menunjukkan padanya tempat dimana ada mata air, yang kemudian darinya dapat mengalirkan sungai. Mujizat ini menarik banyak orang datang kepada St. Klemen. Setelah mendengar pengajarannya, ratusan penyembah berhala datang dan dibawa kepada Kristus. Setiap hari ada 500 atau lebih orang dibaptiskan. Kemudian disana, di tambang batu, didirikan sebuah gereja, dimana ia melayani sebagai imam.
Karya apostolik St. Klemen membangkitkan amarah kaisar Trajan, dan ia memerintahkan untuk menenggelamkan St. Klemen. Ia melemparkan sang martir kedalam laut dengan jangkar terikat di lehernya. Ini terjadi ditahun 101.
Melalui doa-doa para muridnya yang setia, Kornelius dan Fibius bersama semua orang, air laut surut, dan orang-orang menemukan tubuh imamnya yang tidak lapuk (“Angelic Church”, not-wrought-by-hand temple). Setelah peristiwa ini, setiap tahun dihari peringatan kemartiran St. Klemen air laut surut dan selama tujuh hari orang Kristen dapat menghormati relik sucinya. Hanya pada abad ke 9 semasa kaisar Konstantinopel, Nikephoros (802-811), dengan kesabaran Ilahi, relik St. Klemen tidak dapat diakses selama 50 tahun. Kemudian pada masa kaisar Michael dan ibunya Theodora (855-867), Kherson dikunjungi oleh St. Cyril dan Methodius. Setelah mengetahui perihal relik St. Klemen yang tersembunyi, mereka meminta uskup Kherson: George, untum melaksanakan kumpulan pelayanan doa kepada Tuhan untuk membuka relik sang imam-martir. Setelah pelayanan doa St. Cyril dan Methodius serta klerus yang datang bersama mereka dari Tsargrad dan doa-doa khusyuk dari semua orang yang berkumpul, kemudian secara mujizat pada tengah malah muncul ke permukaan laut nampak relik St. Klemen. Dengan khidmat mereka membawanya ke gereja Para Rasul di Konstantinopel. Sebagian dari relik tersebur dikirim ke Roma oleh St. Cyril dan Methodius, tapi sebagian besarnya dibawa ke Kiev oleh St. Vladimir (+1015) dan diletakkan di gereja Desyatin-Tithe, bersama relik St. Fibius, dimana sebuah kapel bernama St. Klemen telah dibangun. Peringatan Imam-martir Klemen (dalam bahasa Rusia Kliment) secara sakral dihormati di Rusia. Sejak masa purba banyak gereja didirikan menyandang namanya.
St. Klemen, yang menjadi milik Para Bapa Apostolik, telah meninggalkan bagi kita suatu warisan rohani – dua surat kepada jemaat Korintus – yang pertama pengajaran Kristen yang ditulis para Rasul.
______
(bess-071220)
Ref.:
https://www.holytrinityorthodox.com/iconoftheday/los/November/25-01.htm