Konsepsi St. Yohanes Sang Perintis Jalan

Konsepsi St. Yohanes Sang Nabi, Perintis Jalan dan Pembaptis Tuhan

+ Diperingati 6 Oktober / 23 September (kalender Gereja)

Nabi Maleakhi menubuatkan bhawa sebelum kelahiran Mesias akan tampil Sang Perintis-JalanNya, dan akan menandakan kedatanganNya.
“Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.” (Maleakhi 3:1)

Maka orang-orang Yahudi dalam menanti Mesias, juga menanti kedatangan Sang Perintis-JalanNya.

Tentang St. Yohanes, Kristus mengatakan (Matius11:7-11) :
“Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun?

Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi.
Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.”

—–
Nabi suci Zakharia dan St. Elisabeth adalah orang tua St. Yohanes – Sang Perintis dan Pembaptis Tuhan. Mereka dari garis keturunan Harun : St. Zakharia, putra Berekhya (Barach), adalah imam di Bait Yerusalem, dan St. Elisabeth ialah saudara perempuan dari St. Hana (Anna), – ibunda dari Maria Sang Theotokos. Mereka berdua, “Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat” (Lukas1:5-25), mengalami kemandulan, yang pada masa Perjanjian Lama dianggap sebagai hukuman dari Allah. Suatu ketika ia melayani Bait suci, St. Zakharia menerima kabar dari seorang Malaikat, bahwa isterinya yang lanjut usia akan mengandung anak laki-laki, yang “akan besar di hadapan Tuhan..” (Lukas 1:15) dan “akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia” (Lukas 1:17). Zakharia ragu apakah perkataan tersebut tergenapi, dan karena kelemahan imannya itu ia dihukum menjadi bisu. Ketika St. Elisabeth melahirkan sang anak laki-laki, oleh ilham Roh Kudus ia mengumumkan nama anaknya adalah Yohanes, meskipun belum pernah ada dalam garis keluarganya bernama demikian. Mereka menanyakan pada St. Zakharia lalu ia menuliskan nama Yohanes. Seketika itu juga ia dikaruniakan kembali suaranya, dan terilham oleh Roh Kudus, ia mulai bernubuat tentang puteranya yang menjadi Perintis Jalan Tuhan.

Ketika raja Herodes mendengar dari orang Majus perihal kelahiran Mesias, ia mulai membunuh anak-anak sampai usia 2 tahun di Bethlehem dan sekitarnya, dengan harapan diantaranya akan termasuk Mesias yang baru lahir itu. Herodes telah sangat mengetahui kejadian kelahiran luar biasa Yohanes dan hendak membunuhnya, mengkhawatirkan ialah yang dimaksudkan sebagai Raja orang Yahudi. Tetapi St. Elisabeth lari menyembunyikan diri bersama anaknya ke perbukitan. Para pembunuh mencari Yohanes kemana-mana. St. Elisabeth, mengetahui orang-orang yang mengejarnya, bersedih memohon pada Allah untuk keselamatannya, kemudian bukit-bukit menyembunyikan mereka dari para pengejarnya. Pada masa-masa tragis ini tiba giliran St. Zakharia melayani Bait Yerusalem. Para tentara utusan Herodes terus menanyakan keberadaan anaknya namun sia-sia. Kemudian, atas perintah Herodes, mereka membunuh sang nabi suci, menusuk dia di antara tempat kudus dan mezbah (Matius 23:35). St. Elisabeth meninggal 40 hari setelah suaminya, kemudian St. Yohanes, oleh pemeliharaan Tuhan, tinggal di belantara sampai pada waktunya ia muncul kepada bangsa Israel.

_____
(bess-061021)
Ref.:
https://orthochristian.com/49079.html

Nabi Suci Zakharia dan St. Elisabeth

Tinggalkan Balasan