+ diperingati 22 September / 9 September (kalender Gereja)
Konsili Ekumenis Ketiga diadakan tahun 431 di kota Efesus (Asia Kecil) pada masa pemerintahan kaisar Theodosius yang Muda (408-450). Konsili ini diadakan dengan tujuan menyelidiki kesalah-ajaran Nestorius, patriakh Konstantinopel (428-431). Secara bertentangan dengan ajaran Gereja Ekumenis, Nestorius menegaskan bahwa Yesus Kristus Sang Putera Allah bukanlah satu Hipostasis, sebagaimana Gereja Suci telah ajarkan, namun merupakan dua pribadi yang berbeda – satu Ilahi dan satu yang lain manusia. Terkait Sang Bunda Allah, ia secara keliru menyatakan bahwa Bunda Maria seharusnya tidaklah disebut Thetokos (Bunda Allah) tetapi hanya sebagai ibu dari sang manusia Kristus (Christotokos). Kesesatan ajaran Nestorius ini bertentangan dengan satu ajaran dasar iman Kristen – bertentangan dengan ajaran ke Allah-Manusiaan Tuhan Yesus Kristus; sebagaimana yang diajarkan Nestorius: Yesus Kristus dilahirkan sebagai manusia biasa saja, kemudian karena kesucian hidup Ia lalu bergabung bersama dengan Kelilahian, dan tinggal didalam Dia (Yang Ilahi). Dengan ajaran Nestorius ini, iblis si musuh bangsa manusia, menyandung iman Kristen pada poin-poin berikut : bahwa Allah-Sang Firman Yang Pra-kekal, sesungguhnya telah berinkarnasi dalam daging dari Sang Pemberi-lahir (Theotokos), dan menjadi manusia, IA dengan demikian menebus bangsa manusia, melalui penderitaanNya dan kematian, dari perbudakan dosa dan kematian, lalu oleh kebangkitanNya yang mulia IA telah menginjak-injak neraka (Hades) dan kematian serta membuka jalan orang beriman kedalam DIA, dan bagi mereka yang berjuang menjalani hidup bersama perintah-perintahNya, berjalan menuju Kerajaan Surga.
Lama sebelum diadakannya Konsili Ekumenis ini, St. Cyril, Uskup agung Alexandria, telah berulang kali berupaya berargumen dengan ajaran sesat Nestorius. St. Cyril dalam surat-suratnya menjelaskan kesalahan-kesalahan penilaian dari Nestorius, namun Nestorius tetap berkeras-kepala melanjutkan ajaran salahnya tersebut. St. Cyril menuliskan tentang bahayanya ajaran Nestorius tersebut kepada Celestine, Paus Roma, dan juga kepada para uskup Orthodox yang lainnya, yang juga telah berupaya berargumen dengan Nestorius. Ketika menjadi semakin jelas, bahwa Nestorius tetap melanjutkan ajaran sesatnya dan menjadi semakin tersebar luas, para uskup Orthodox kemudian menemui kaisar Theodosius yang Muda untuk meminta ijin mengadakan Konsili Ekumenis.Konsili tersebut diadakan pada Perayaan Peringatan Tritunggal Kudus 7 Juni 431. Dalam Konsili ini dihadiri 200 uskup. Nestorius juga sampai ke Efesus, namun sekalipun kenyataannya para bapa Konsili telah tiga kali meminta dia hadir kedalam sesi Konsili, ia tidak pernah muncul. Para bapa kemudian mulai mengatur hal-hal berkaitan dengan kesesatan dalam kondisi ketidakhadiran dari pihak yang sesat. Sesi-sesi Konsili berlanjut dari tanggal 22 Juni sampai dengan 31 Agustus. Pada Konsili Efesus tersebut hadir beberapa para bapa Gereja yang ternama, misalnya St. Cyril dari Alexandria, Juvenal dari Yerusalem, Memnon dari Efesus (St. Celestine, Paus Roma, tidak dapat hadir karena sedang sakit sehingga beliau mengirimkan perwakilannya). Konsili Ekumenis Ketiga mengutuk ajaran sesat Nestorius dan menegaskan ajaran Orthodox pada persoalan ini : bahwasannya penting untuk mengaku Tuhan Yesus Kristus sebagai Satu Hipostasis dan dengan dua kodrat – Ilahi dan Manusia, serta bahwa Sang Bunda Yang Termurni dinyatakan sebagai Yang Selalu Perawan dan secara benar sebagai yang melaluinya memberi-lahir bagi Allah Sang Sabda. Sebagai petunjuk dari Gereja para bapa suci mengeluarkan 8 kanon peraturan, dan “Dua belas Anatema menentang Nestorius” oleh St. Cyril dari Alexandria.
_____
(bess-220920)
Ref.:
https://www.holytrinityorthodox.com/iconoftheday/los/September/09-06.htm
https://orthodoxwiki.org/Nestorianism
http://www.pravoslavie.ru/47851.html