Martir Kudus perempuan pertama (Protomartir-perempuan) dan Yang disejajarkan dengan para Rasul : Thekla
+diperingati oleh gereja tanggal 7 Oktober (kalender baru) / 24 September (kalender Gereja)+
St. Martir Thekla lahir di kota Ikonium. Ia seorang putri dari orang tua kalangan bangsawan yang kaya raya dan terpandang di masanya, dan terlebih lagi ia memiliki paras cantik yang luar biasa di masa itu. Pada usia 18 tahun ia dipertunangkan dengan seorang pemuda bangsawan yang terkemuka. Tapi setelah mendengar pemberitaan suci Rasul Paulus tentang Juruselamat, St. Thekla dengan sepenuh hati datang untuk mencintai Tuhan Yesus Kristus, dan ia memutuskan untuk tidak menikah, melainkan untuk mencurahkan seluruh hidupnya bagi pemberitaan Injil. Ibu dari St. Thekla menentang rencana putrinya dan meminta agar dia tetap menikah dengan mempelai laki-laki yang telah bertunangan dengannya. Tunangan St.Thekla ini juga mengadukan Rasul Paulus ke gubernur wilayah masa itu, menuduh Sang Rasul telah menghasut tunangannya untuk melawan dia. Sang gubernur menjebloskan Rasul Paulus ke dalam penjara. Suatu malam St. Thekla diam-diam melarikan diri dari rumahnya, dan ia menyuap para penjaga penjara, memberi mereka semua perhiasan emas, dan berjalan masuk ke penjara dimana Rasul Paulus dipenjarakan. Selama tiga hari ia duduk di kaki Rasul Paulus, dengan mendengarkan ajaran bapa rohani nya. Hilangnya St. Thekla lalu diketahui, dan para hamba yang dikirim ke mana-mana mencari akhirnya menemukan dia di penjara dan membawanya kembali pulang secara paksa.
Dalam persidangan Rasul Paulus mendapat hukuman pembuangan. Dan St. Thekla kembali didesak untuk menyetujui pernikahan, tapi ia tetap tidak merubah pikiran. Baik air mata ibunya, atau murka nya, maupun ancaman dari gubernur tidak mampu memisahkan St. Thekla dari cintanya kepada Sang Mempelai Surgawi, Tuhan Yesus Kristus. Ibunya dalam kemarahan besar menuntut hukuman mati kepada hakim terhadap anaknya ini yang tidak mau merubah pendirian, dan St. Thekla dijatuhi hukuman : dengan dibakar. Tanpa berkedip, sang martir suci masuk ke dalam oven panggangan api besar dan membuat tanda salib atas dirinya sendiri. Pada saat itulah Sang Juruselamat nampak padanya, dan sukacita yang tak terkatakan memenuhi jiwa suci itu. Api dari ruang pemanggangan itu melonjak tinggi, tapi sang martir itu dikelilingi oleh cahaya dan api tidak menyentuhnya. Suara guntur menggelegar, dan hujan deras dengan es memadamkan ruang-pemanggangan api tersebut. Para penyiksa berlarian ketakutan. Js. Thekla, tetap dalam lindungan Tuhan, meninggalkan kota dan dengan bantuan seorang pemuda Kristen tertentu mencari keberadaan Rasul Paulus. Rasul yang kudus dan teman-temannya, di antaranya juga Murid St. Barnabas, yang bersembunyi di sebuah gua tidak jauh dari kota, berdoa dengan sungguh-sungguh, agar Tuhan memberikan kekuatan pada Js. Thekla dalam penderitaan nya.
Setelah itu, St. Thekla pergi bersama-sama dengan mereka memberitakan Injil di Antiokhia. Di kota ini ia dikejar-kejar oleh seorang pembesar bernama Alexander, yang terpesona oleh kecantikannya. St. Thekla menolak ajakannya untuk menikah, dan karena menjadi seorang Kristen ia mendapatkan hukuman mati. Dua kali ia dilemparkan pada binatang buas, tetapi binatang-binatang itu tidak menyentuh sang perawan suci, melainkan berbaring pasrah dan menjilati kakinya. Kemurahan Allah memelihara sang martir suci melalui semua siksaan nya tanpa terluka. Akhirnya, ia diikatkan pada dua ekor kerbau dan mengejarnya dengan batang besi yang membara dipanaskan, tapi tali yang kuat itu hancur, dan kerbau tersebut lari, meninggalkan St. Thekla tanpa terluka. Dan orang-orang yang turut menjadi saksi berseru: “Agunglah Allah orang Kristen”. Sang gubernur sendiri menjadi ketakutan, mengakui pada akhirnya, bahwa sang martir suci ada dalam perlindungan Allah Maha Besar, Kepada Siapa St. Thekla mengabdikan dirinya. Ia kemudian memberi perintah untuk membebaskan Thekla, Sang Hamba Allah.
Melalui berkat dari Rasul Paulus, St. Thekla kemudian tinggal di lingkungan terpencil di sekitar Isaurian Seleucia dan tinggal di sana selama bertahun-tahun, terus-menerus memberitakan Firman Allah dan menyembuhkan orang sakit melalui doa-doa nya. St. Thekla membawa banyak penyembah berhala kepada Kristus, dan Gereja memberinya gelar selayaknya sebagai “Yang disejajarkan dengan Para Rasul” (“Ravnoapostol’na”). Bahkan seorang pemimpin agama penyembah berhala, yang telah berusaha untuk menyerang kemurniannya dan menjatuhinya hukuman juga telah dibawa olehnya ke dalam Baptisan Kudus. Berkali-kali banyak orang berpengaruh pada masanya mencoba untuk menghancurkan St. Thekla, tapi kekuatan Allah selalu memelihara sang hamba Kristus yang setia ini.
Ketika St. Thekla sudah menjadi tua berusia 90 tahun, dukun-dukun dari golongan pagan ini menjadi marah padanya karena mengobati orang sakit tanpa dipungut biaya. Mereka tidak mampu memahami bagaimana ia menyembuhkan orang-orang sakit dengan kuasa kasih karunia dari Kristus, dan mereka menduga bahwa dewi perawan Artemis (Diana) adalah pelindung utama nya. Dengan rasa iri yang besar kepada St. Thekla, mereka mengirim pengikutnya untuk mencelakai dia. Ketika mereka sudah mendekatinya, St. Thekla berseru memohon pertolongan kepada Kristus Sang Juruselamat, dan bukit disitu terbelah lalu menyembunyikan sang perawan suci, sang mempelai Kristus. Dan dengan demikian St. Thekla mempersembahkan jiwa kepada Allah.
Gereja Kudus memuliakan “Yang Pertama-Menderita” Thekla sebagai “perempuan kemuliaan dan pemandu dalam penderitaan, pelapang jalan dalam melalui setiap siksaan”. Banyak kapel Gereja dibangun didedikasikan untuknya, salah satunya dibangun di Tsargrad (Konstantinopel) oleh St. Konstantinus (diperingati Gereja 21 Mei). Dan juga, nama Sang Martir Perempuan-pertama Yang disejajarkan dengan Para Rasul Thekla, sebagai perantara doa bagi kaum asketik / petapa, diperingati dalam setiap pentahbisan (biarawati) dalam hidup monastik / kebiaraan.
Kidung
Troparion – Irama 4
Dikau dicerahkan oleh pengajaran Paulus, Yaa Sang Mempelai Allah, Thekla, / Dan imanmu diakui oleh Petrus, Yaa Yang Terpilih dari Allah. / Dikau menjadi yang pertama menderita dan martir perempuan, / Dengan masuk kedalam api seperti dalam ruang kesukacitaan. / karena ketika dikau menerima Salib Kristus, / kekuatan-kekuatan iblis ketakutan. / Yaa dikau yang layak dipuji, mohonkanlah kepada Kristus Allah bagi keselamatan jiwa kami.
Kontakion – Irama 8
Yaa Thekla yang mulia, keperawananmu menjadi kemuliaanmu, / mahkota kemartiran lah perhiasanmu dan iman yang kau percayai! / dikau mengubahkan nyala api menjadi embun menyejukkan, / dan dengan doa-doamu meredakan amarah penyembah berhala, Yaa Sang Martir-perempuan yang pertama.