Peringatan Martir Suci Photina (Svetlana) Sang Perempuan Samaria, beserta putranya yang bernama Victor Photinos dan Yosia, dan saudari-saudarinya : Anatolia, Photo, Photida, Paraskeva, Kyriakia, Domnina, dan Martir Sebastian:
+ diperingati oleh Gereja tgl 26 Februari (kalender Gereja)
Martir Suci Photina (Svetlana) Wanita Samaria, putranya yang bernama Victor Photinos dan Yosia, dan saudari-saudarinya : Anatolia, Photo, Photida, Paraskeva, Kyriakia, Domnina, dan Martir Sebastian: Martir Suci Photina adalah perempuan Samaria, yang bertemu dan berbincang-bincang dengan Sang Juruselamat di sumur Yakub (Yohanes 4: 5-42).
Selama masa pemerintahan kaisar Nero (54-68), terjadi penganiayaan yang sangat kejam terhadap orangn Kristen, St. Photina tinggal di Karthago dengan anaknya yang muda Yosia dan tanpa rasa takut memberitakan Injil di sana. Anaknya yang tua Victor bertempur dengan gagah berani sebagai anggota tentara Romawi melawan barbar, dan karena jasanya diangkat menjadi komandan militer di kota Attalia (Asia Kecil).
Gubernur kota Attalia Sebastian memanggil St. Victor dan berkata kepadanya: “Saya sesungguhnya tahu, bahwa engkau, ibumu dan saudaramu adalah pengikut ajaran Kristus, tetapi sebagai teman saya menyarankan engkau supaya tunduk kepada kehendak kaisar, dan engkau dapat menerima kekayaan yang besar, kamu dapat memperoleh kekuasaan, asal engkau mau menulis surat kepada ibumu dan saudaramu agar mereka tidak memberitakan Kristus secara terbuka. Biarkan mereka diam-diam mengakui iman mereka”. St. Victor menjawab: “Saya sendiri ingin menjadi seorang pengkhotbah Kristen, sama seperti ibu dan saudara saya”. Mendengar itu Sebastian menjawab: “Oh Victor, kita semua tahu dengan baik kesengsaraan apa yang menunggu engkau, dan ibumu serta saudaramu, dalam hal ini”. Setelah berkata demikia tiba-tiba Sebastian merasakan nyeri yang sangat di matanya, dan ia menjadi tercengang dan muram wajahnya.
Selama tiga hari ia berbaring karena buta, dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Pada hari keempat ia berseru dengan keras : “Hanya iman Kristen yang benar, dan tidak ada iman yang benar lainnya”. St.Victor, kemudian mendampingi Sebastian yang mengakui imannya dan mengatakan : Kristus telah memanggilku untuk menjadi orang Kristen. Segera setelah itu ia dibaptis dan penglihatannya pulih seperti semula. Para hamba St. Sebastian yang menyaksikan keajaiban itu kemudian meminta untuk dibaptis seperti tuannya.
Laporan mengenai hal itu sampai kepada kaisar Nero, dan ia memerintahkan agar orang-orang Kristen dibawa kepadanya untuk diadili di Roma. Kemudian Tuhan sendiri menampakkan diri kepada mereka dan berkata: “Aku akan menyertai kamu, dan Nero akan kalah beserta semua orang yang melayaninya”.
Kepada St. Victor berfirmanlah TUHAN: “Mulai hari ini namamu akan disebut Photinos, karena banyak orang akan diterangi olehmu, dan mereka akan berbalik kepada-Ku”. Kepada St. Sebastian Tuhan berfirman: “Diberkatilah dia yang bertahan sampai akhir”. Kepada St. Photina, Sang Juru Selamat juga telah menyampaikan bahwa bahwa ia juga akan mengalami penderitaan, ia dan beberapa orang Kristen berangkat dari Karthago ke Roma dan bergabung dengan orang-orang Kristen lainnya.
Di Roma kaisar memerintahkan untuk membawa orang-orang kudus kepadanya dan ia meminta supaya mereka menyangkal iman percayanya di dalam Kristus. Semua orang Kristen dengan tegas menolak untuk menyangkal Kristus. Kemudian kaisar memerintahkan untuk menghancurkan telapak tangan para orang Kristen itu. Tetapi pada saat disiksa para orang suci itu tidak merasakan sakit, dan tangan St. Photina tidak terluka. Nero memerintahkan agar St. Sebastian, Photinos dan Josiah dibutakan dan dikurung di penjara, dan St. Photina bersama dengan lima saudara perempuannya – Anatolia, Photo, Photida, Paraskeva dan Kyriakia – dikirim ke pengadilan kekaisaran di bawah pengawasan putri Nero Domnina. Tetapi St. Photina malah mentobatkan kepada Kristus baik Domnina beserta semua pelayannya, yang kemudian menerima Baptisan suci. Seorang penyihir juga bertobat kepada Kristus, yang membawa makanan beracun untuk membunuh St. Photina.
Tiga tahun telah berlalu, dan Nero mengirimkan ke penjara para utusan yang melaporkan kepadanya, bahwa St. Sebastian, Photinos dan Yosia – yang telah dibutakan, telah benar-benar pulih, dan bahwa orang-orang terus-menerus mengunjungi mereka untuk mendengar khotbah mereka, dan memang seluruh penjara telah berubah menjadi tempat yang terang dan harum dimana Tuhan dimuliakan.
Nero kemudian memberi perintah untuk menyalibkan orang-orang kudus dan selama tiga hari mengikat tubuh mereka dengan tali. Pada hari keempat kaisar mengirim pelayannya untuk melihat, apakah para martir masih hidup. Ketika mendekati tempat penyiksaan, para pelayan kaisar menjadi buta. Pada waktu itu seorang malaikat Tuhan membebaskan para martir dan menyembuhkan mereka. Orang-orang kudus kasihan kepada para hamba kaisar yang telah menjadi buta dan dengan doa-doa mereka, Tuhan memulihkan para hamba kaisar dan mereka dapat melihat lagi, mereka kemudian percaya kepada Kristus dan segera dibaptis.
Dalam kemarahan kaisar Nero memberi perintah untuk menguliti St. Photina dan membuangnya ke dalam sumur. Para martir Sebastian, Photinos dan Yosia, telah dipotong kaki mereka, dan dilemparkannya ke anjing, kemudian tubuh mereka dikuliti. Para saudara perempuan St. Photina juga mengalami siksaan yang mengerikan. Nero memberi perintah untuk memotong payudara mereka dan kemudian mengupas kulitnya.
Seorang algojo yang kejam diperintahkan menyiapkan eksekusi yang mengerikan untuk St. Photida: mereka mengikat kakinya ke puncak dari dua pohon, yang kemudian menarik tubuh martir sampai tercabik-cabik. Kaisar memerintahkan yang lain dipenggal.
St. Photina mereka angkat dari dalam sumur dan dikurung di penjara selama 20 hari.
Setelah itu Nero membawa perempuan itu kehadapannya dan bertanya, apakah ia sekarang mau menyerah dan bersedia memberikan persembahan kepada berhala. St. Photina meludahi wajah kaisar, dan menertawakannya, dan mengatakan: “Oh manusia fasik, engkau manusia bodoh, kamu kira saya akan tertipu, saya tidak akan meninggalkan Kristus Tuhan dan memberikan persembahan kepada berhala yang buta sama seperti engkau? ”
Mendengar kata-kata St. Photina, Nero memberi perintah untuk melemparnya kembali ke dalam sumur, di mana dia mempersembahkan jiwanya kepada Tuhan (tahun 66 M).
Kidung
Troparion – Irama 3
Dikau telah diterangi Roh Kudus dan disegarkan dengan mata air dari Kristus Sang Juru Selamat. Setelah meminum air Keselamatan dikau telah mencurahkannya bagi yang dahaga. Ya Martir Agung Kudus Photina, Yang disejajarkan dengan para Rasul, mohonkanlah pada Kristus Tuhan kita bagi keselamatan jiwa kami.
Kontakion – irama 3
Hari ini Photina sebagai puncak dan kemuliaan bagi para martir naik ke surga. Ia mengajak semua orang yang turut ambil bagian dari tulus kasihnya untuk memuliakan Allah. Karenanya mari kita semua memujinya dengan layaknya pujian dari iman.
__________
Dikutip dari :
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=873106829453622&id=240683072696004&ce