Pada minggu sebelum Paskah (setelah Sabtu Lazarus dan sebelum masuk Pekan Kudus), Gereja merayakan Masuknya Tuhan Yesus Kristus ke Yerusalem (Minggu Palem), sebagai salah satu perayaan besar dari rangkaian perayaan dalam Gereja Orthodox.
Jumlah orang yang percaya dalam Kristus Sang Juruselamat bertumbuh dari hari ke hari, dan bahkan banyak diantara orang Yahudi yang ‘menolak’-Nya, setelah menjadi saksi keajaiban yang dilakukan Kristus, menjadi percaya kepada-Nya (Yoh12:1). Hal ini membuat para ahli Taurat dan orang-orang Farisi bahkan lebih marah, dan mereka memutuskan untuk membunuh tidak hanya Tuhan kita Yesus Kristus, tetapi juga Lazarus yang telah dibangkitkan-Nya itu.
Prosesi masuknya Tuhan kita ke Yerusalem, menggenapi apa yang dinubuatkan melalui para nabi tentang Dia. Setelah dari Betania, Yesus Kristus berangkat ke Kota Suci Yerusalem.
Ia meminta kedua murid-Nya (Petrus dan Yohanes) untuk membawakan keledai bagi-Nya dari desa terdekat (keledai betina beserta anaknya (Mat21:2). Para murid pergi dan memenuhi segala yang diminta-Nya: mereka menemukan di gerbang kota, seekor keledai betina beserta anaknya, dan mereka membawa keduanya kepada Sang Juruselamat. Para murid kemudian mengalasinya dengan pakaian mereka.
Dengan demikian Yesus memasuki Yerusalem, tidak dengan kereta yang ditarik oleh kuda kerajaan, tetapi dengan keledai beban yang muda, dialasi, bukan dengan kain yang mahal, namun dengan kain yang dikenakan para Murid. Namun demikianlah digenapi apa yang telah dinubuatkan para nabi: “Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.” (Mat 21:5, Zakaria9:9).
Dengan lemah lembut dan rendah hati Tuhan kita Yesus Kristus datang ke Yerusalem; demikianlah lambang perdamaian dan kerendahan hati, sangat berbeda dengan prosesi kemenangan raja di dunia pada saat itu (iringan megah dengan kereta mewah dan kuda yang gagah, yang dapat melambang kekayaan duniawi dan keangkuhan). Prosesi ketika Kristus memasuki Yerusalem menunjukkan bahwa Kerajaan-Nya bukanlah dari dunia ini. Kristus diiringi oleh kerumunan orang-orang yang mengikuti Dia dari Betania maupun yang bertemu dengan-Nya di perjalanan.
Setelah naik ke Bukit Zaitun, Ia berhenti. Dari bukit ini, pemandangan luas Yerusalem terbuka. Sukacita orang-orang yang mengikuti Sang Pembuat Mujizat Besar yang telah membangkitkan Lazarus dari antara orang mati, semakin tumbuh saat melihat kota yang indah dan suci itu.
Tidak hanya para murid, tetapi semua yang percaya kepada-Nya bersukacita dengan sukacita yang besar, karena mereka percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, yang menurut keyakinan dan harapan orang-orang Yahudi, akan duduk di atas takhta Daud, raja kemuliaan, dan menjadi pemimpin mereka dan menyelamatkan mereka dari penjajahan bangsa Romawi.
Di gerbang Yerusalem Yesus bertemu dengan banyak orang, penuh sukacita, melambaikan dan menghamparkan ranting-ranting daun palem (Mat21:7-8). Semua ini merupakan ekspresi penghormatan bagi Sang Mesias kepada Siapa mereka keluar untuk menyambut dan berseru : “Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!” (Mat21:9).
Melihat kegembiraan orang banyak di sekitar-Nya, bagaimanapun, Juruselamat menjadi sedih, dan karena Dia mengasihi umat-Nya dan kota-Nya. Hatinya dipenuhi dengan kesedihan. Dia tahu bahwa orang-orang yang sama, yang bersukacita sekarang dan berseru Hosanna! dalam beberapa hari kemudian akan berbalik marah dan berseru: Salibkan Dia! Salibkan Dia! (Yoh19:6). Sang Juruselamat juga mengetahui bahwa kota suci Yerusalem yang Dia masuki, akan menjadi sunyi dan bahkan seakan tidak ada batu dibiarkan terletak diatas yang lain. Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. (Lukas19:41-44).
Bukan untuk diri-Nya bahwa Kristus menangis. Dia menangis dan berduka karena mengetahui bahwa orang-orang Yahudi dan orang pilihan Allah yang akan binasa dalam ketidaktahuan dan kesalahan mereka. Tuhan sedih tidak hanya untuk Yerusalem dan Orang-orang pilihan, tapi untuk dunia; Pandangan-Nya melampaui segala abad (kedepan), dan melihat dosa generasi mendatang, dan bagi mereka jugalah Dia bersedih; bagi mereka Dia menangis dan berdoa.
Dengan demikian, gerbang kemenangan Sang Juruselamat ke Yerusalem yang kita rayakan pada hari Minggu Palem telah dicapai. Dalam Masuknya Tuhan Yesus ke Yerusalem, kita melihat jalan-Nya pada penderitaan dan kematian oleh kehendak-Nya bagi keselamatan kita. Dan kita juga melihat gambar dari Kerajaan Kristus – Kerajaan Kebenaran, Kedamaian dan Kerendahan Hati.
Kidung
Troparion – irama 4
Ketika kami dikuburkan bersama-Mu didalam Baptisan Suci, ya Kristus Allah, kami dibuat layak bagi hidup kekal oleh Kebangkitan-Mu! Sekarang kami memuji-Mu dan berseru : Hosanna di Tempat Tinggi ! Terberkatilah Dia yang datang didalam nama Tuhan!
Kontakion – irama 6
Duduk di atas takhta-Mu di surga, mengendarai keledai muda di bumi, ya Kristus Allah! Menerima pujian malaikat dan kidungan dari anak-anak, yang menyanyi : Terberkatilah Dia yang datang untuk memanggil Adam!
_____
Disalin dari :
https://m.facebook.com/photo.php?fbid=1059115270852776&id=240683072696004&ce&paipv=0