Minggu (ke lima Paskah) Peringatan Perempuan Samaria

Injil pada minggu ke lima Paskah ini, tentang Perempuan Samaria di Sumur (Yakub). Sumur ini mengingatkan juga di awal tahun 80an, peristiwa ketika ada orang-orang yahudi menerobos masuk kapel Orthodox yang berada di tempat (sumur Yakub) itu lalu membunuh rahib yang menjaga disana, yang dikenal St. Archimandrite Philoumenos Hasapis (diperingati Gereja 29 November), beliau seorang igumen biara Gereja Orthodox Yerusalem di Samaria (kini Nablus, tepi barat Palestina).

Ada dua hal penting dapat dijumpai dalam peringatan ini: pertama, dia seorang Samaria, dan orang Samaria waktu itu dianggap heretik oleh Yahudi.
Kedua, seorang Yahudi taat terutama laki-laki tidak bercakap-cakap dengan seorang perempuan dimuka umum.
Kristus datang kedunia untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. IA menanamkan benih pertama pekabaran Injil diantara orang yang justru bukan Yahudi meskipun mereja juga menanti datangnya Mesias, serta bukan juga kepada penyembah berhala. IA tidak menyatakan dirinya sebagai Sang Kristus kepada orang Yahudi yang keras hati, namun kepada seorang perempuan yang justru tidak mengerti kebenaran, namun dia yang tidak keras hatinya. Orang Samaria tidak mengetahui Allah Yang Benar, tetapi iman mereka hidup.

Perempuan ini, St. Photini (Svetlana), bertanya pada Kristus “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?” (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) dan Kristus menjawab “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.” (Yoh4:9-10)
Perempuan ini memperlihatkan bahwa dia telah memahami Mesias akan datang, “Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami.” (Yoh4:25)
Perempuan Samaria ini secara jelas memahami Mesias akan datang namun belum tiba; memahami bahwa Mesias bukanlah ide yang abstrak tetapi pribadi yang sungguh ada dan seorang guru (yang memberitakan segala sesuatu kepada mereka). Lalu Tuhan Yesus Kristus mengatakan kepada perempuan ini, “Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau.” (Yoh4:26)
Ketika Tuhan mengatakan kepadanya “Akulah Dia”, ini menunjuk kepada apa yang tertulis pada Kitab Keluaran, “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” (Kel 3:14)
Tuhan Yesus menunjukkan bahwa Dia dan Bapa adalah Satu.
Roh Kudus (baik dalam Kitab Suci dan para bapa Gereja), dikaitkan baik dengan air, dan terkadang, api. Dengan air misalnya dalam Baptisan Suci, Roh Kudus membasuh dosa (Luk 3:3, Kis 2:38). Ketika Roh Kudus digambarkan sebagai api, mengingatkan kita bahwa api ‘membakar’ dosa juga menghangatkan orang tersebut. Dalam percakapanNya dengan perempuan Samaria di sumur Yakub, Tuhan memilih gambaran Roh Kudus sebagai ‘Air Hidup’.

Yesus Kristus menempatkan DiriNya di perjalanan perempuan di sumur itu, seperti kepada kita juga (yang bukan orang yahudi). Kristus melakukannya sebab Dia hendak mengampuni dosa-dosanya dan juga karena Dia mau memberinya Air Hidup, yang adalah, Roh Kudus, keselamatan.

________
Referensi :
SUNDAY OF THE SAMARITAN WOMAN By Fr. Ambrose Young
https://pravoslavie.ru/61902.html

ON THE SUNDAY OF THE SAMARITAN WOMAN
Archimandrite John (Krestiankin)
http://orthochristian.com/46642.html

Peringatan Martir Suci Photina (Svetlana) – Perempuan Samaria
https://www.facebook.com/240683072696004/posts/1029200700510900/?app=fbl

Tinggalkan Balasan