Minggu Pertama Prapaskah : Minggu Orthodoxia


Minggu kemenangan Orthodoxia dirayakan pada minggu yang pertama dari Puasa Agung Prapaskah.
Dirayakan untuk memperingati kemenangan atas ikonoklasme melalui keputusan Konsili Ekumenis ke Tujuh. Memperingati restorasi ikon-ikon agar dapat kembali digunakan dalam kehidupan Kekristenan.
Konsili tersebut diadakan di Nikea tahun 787 didukung Ratu Irene atas permintaan Patriakh Tarasios dari Konstantinopel, dihadiri oleh 367 uskup. Konsili ini memutuskan bahwasannya ikon seharusnya dihormati bukan disembah. Paus Hadrian dari Roma dalam menjawab undangan menghadiri konsili dari Ratu, menjawab dengan surat yang juga menjelaskan posisi venerasi (penghormatan) ikon-ikon bukan untuk disembah, yang mana hanya untuk Allah saja.

Tema peringatan ini adalah kemenangan Iman Sejati “Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita” (1 Yohanes 5:4). Demikian juga ikon-ikon para orang kudus turut memberi kesaksian bahwasannya manusia itu sendiri, diciptakan menurut gambar dan rupa Allah” (Kejadian 1:26), menjadi kudus melalui penyucian sebagai ikonnya Allah yang hidup. Tema tersebut menekankan pada Inkarnasi, dimana DIA yang telah mati dan bangkit yang mana dirayakan pada Paskah ialah Firman Allah yang menjadi manusia dalam Yesus Kristus.

Ikonoklasme, merupakan salah satu yang paling menyengsarakan Gereja Orthodox. Ajaran ini muncul pertama kali di masa Kaisar Leo Isaurian, yang naik tahta tahun 717. Ia didukung banyak tentara, dimana musuh-musuhnya terdiri dari mereka yang menghormati ikon-ikon suci. Karena ia ingin menyenangkan tentara penyokongnya ia memulai penindasan terhadap mereka yang menghormat ikon tersebut. Masa penganiayaan tersebut berlanjut hingga Kaisar Copronymus naik tahta, ia menggantikan kaisar Leo. Kedua kaisar ini selama berkuasa sekian tahun lamanya membawa banyak penderitaan kepada Gereja. Pada masa ini banyak rahib berada di garis depan mempertahankan ikon-ikon sucinya. Atas perintah para kaisar dan penguasa ikonoklas banyak biara dipaksa tutup dan para rahibnya disiksa, dipukuli, dicungkil matanya, dipotong hidungnya, ikon-ikon dihancurkan dengan dipukulkan ke kepala mereka. Mereka membakar jari-jari para penulis ikon dengan besi membara.
Penganiayaan ini baru berhenti ketika Ratu Irene berrahta di Bizantium, tapi bukan berakhir sepenuhnya. Tahun 787 beliau membantu terselenggaranya Konsili Ekumenis ke Tujuh, yang menegaskan penghormatan ikon-ikon suci. Tapi meskipun setelah konsili ini para kaisar kemudian yang ikonoklas tetap masih ada. Melalui masa Augusta, Theodora sebuah konsili lokal tahun 842 diadakan di Konstantinopel yang menegakkan ajaran Orthodox. Konsili tersebut mengumumkan anathema bagi mereka yang mengatakan penghormatan ikon suci sebagai penyembahan berhala dan yang mengatakan Kristen Orthodox sebagai penyembah berhala.

Ikon dihormati dengan nyala pelita dan lilin didepannya, dengan dupa dan dicium. Tetapi ada perbedaan jelas antara menghormati dan menyembah yang hanya kepada Allah. Dalam menghormat ikon tertuju kepada pribadi yang di representasikan didalam ikon tersebut.

Minggu Orthodoxia diperingati dengan perayaan Liturgi Suci menurut St. Basilius Agung, yang didahului ibadah Matins. Sembahyang Senja Agung diadakan hari Sabtu sebelumnya.

____
Ref.:
https://orthodoxwiki.org/Sunday_of_Orthodoxy

Sermon given on the First Sunday of Lent St. Luke, Archbishop of Crimea
http://orthochristian.com/69039.html

FROM A HOMILY ON THE SUNDAY OF THE TRIUMPH OF ORTHODOXY
http://orthochristian.com/45266.html

Tinggalkan Balasan