Peringatan Mujizat dari Ikon Tuhan Yesus Kristus di Beirut

+ Diperingati 24 Oktober / 11 Oktober (kalender Gereja)

Peringtaan mujizat dari Ikon Tuhan Yesus Kristus di Beirut : pada waktu sesi keempat Konsili Ekumenis Ketujuh (tahun 787) St. Petrus, Uskup Nikomedia, dalam rangka menunjukkan pentingnya venerasi ikon, memberikan catatan dari St. Athanasias dan sebuah catatan tentang mujizat, yang terjadi di kota Berit (kini Beirut).

Di kota ini ada seorang Kristen tinggal di dekat synagog Yahudi. Karena ia pindah, kemudian ia meninggalkan ikon Tuhan Yesus Kristus di rumahnya. Orang Yahudi, yang pindah lalu menempati rumah itu, tidak perhatian dengan ikon tersebut. Suatu ketika temannya mengetahui ada gambar Yesus Kristus di tembok, dan mengatakan pada si pemilik rumah: “Mengapa kamu, seorang Yahudi, memiliki sebuah ikon dalam rumah?” Ia kemudian ke synagog melaporkan pelanggaran menurut hukum Yahudi itu. Orang-orang Yahudi itu kemudian mengusir si pemilik rumah, dan mengambil ikon tersebut dari tembok dan mencemooh atasnya: “Dulu para bapa pendahulu kita mengejek Dia, kini kami pun mencemooh Dia”. Mereka meludahi gambar wajah Tuhan, mencambuk ikonnya, melecehkan, menyodorkan duri di kepalanya, dan spon dengan cuka ke arah mulutnya. Akhirnya mereka mengambil sebuah tombak, dan salah satu orang Yahudi itu mendorongkannya ke sisi lambung Sang Juruselamat. Tiba-tiba dari lobang akibat tusukan tombak ke ikon tersebut, mengalir darah dan air. Para rabi Yahudi setempat, setelah menjadi saksi mujizat itu, memutuskan: “Baiklah para pengikut Yesus Kristus mengaku bahwa itu dapat menyembuhkan orang sakit. Maka kita harus buktikan membawa darah dan air ini ke synagog untuk kita urapkan mereka yang menderita sakit, kemudian akan kita saksikan bersama, apakah perkataan itu benar dari Dia”.

Suatu wadah berisi darah itu diletakkan di synagog. Setelah mengetahui hal mujizat itu, para penduduk Beirut mulai berdatangan membawa orang-orang yang menderita macam-macam penyakit, dan mereka semua di sembuhkan, setelah diurapi dengan darah yang keluar dari ikon Snag Juruselamat. Semua imam besar, imam-imam dan orang-orang Yahudi yang menjadi saksi peristiwa itu percaya kepada Kristus dan mengatakan: “Kemuliaan bagiMu, Kristus, Yang disalibkan para bapa leluhur kami, Yang kami turut salibkan juga dalam rupa IkonMu. Kemuliaan bagiMu, Ya Anak Allah, yang telah mengerjakan mujizat ini! Kami percaya kepadaMu, karenanya bermurahlah kepada kami dan terimalah kami!” Orang-orang Yahudi itu menemui uskup Beirut dan setelah menunjukkan padanya ikon penyalur mujizat itu, yang melaluinya mengalir darah dan air, mereka menceritakan kesalahan perbuatannya. Sang uskup, setelah melihat pertobatan tulus mereka, menerima mereka, memberikan katekisasi pada mereka selama berhari-hari kemudian membaptis mereka, lalu menkonsekrasi synagog itu menjadi gereja Yesus Kristus Juruselamat. Atas permintaan orang-orang Yahudi, ia juga menkonsekrasi beberapa synagog lain disana menjadi gereja-gereja, didedikasikan pada para martir. Dan “disana terjadi sukacita di kota itu, bukan hanya karena banyak orang telah disembuhkan tetapi banyak jiwa melewati kerajaan maut menuju hidup kekal”.

Kemudian di tahun 975, kaisar Yohanes Tzimiskes (969-976) membawa ikon pengalir-mujizat ini dari Beirut ke Konstantinopel, ke kapel Kristus dekat Gerbang Kapur (Chalke Gate), dimana ia akan dikuburkan disana.

_______
(bess-241021)
Ref.: https://www.holytrinityorthodox.com/htc/ocalendar/los/October/11-04.htm
https://www.johnsanidopoulos.com/2017/10/commemoration-of-miracle-of-icon-of-our.html?m=1

Tinggalkan Balasan