By:
Отец Кирилл Дж.С.Л. (РПЦ-МП)
_”Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu *Iblis* dan *Satan* (διαβολος και ο σατανας; diavolos kai o satanas; Devil and Satan). Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya,”_ (Wahyu 20:1-2)
Pada Wahyu 20:1-2 seorang malaikat turun dari sorga menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Apakah Iblis dan Satan adalah makhluk atau pribadi yang sama atau dua pribadi yang berbeda?
Kalau kita lihat konteks ayat di atas maka Lucifer, malaikat yang jatuh itu adalah naga, si ular tua itu, yaitu yang juga bergelar Iblis dan Satan. Berarti disini Iblis dan Satan adalah sebutan untuk pribadi yang sama yaitu naga, si ular tua itu, Lucufer itu sendiri.
_”Dan naga besar itu, si ular tua, *yang disebut *Iblis* _atau *Satan* (διαβολος και ο σατανας; diavolos kai o satanas; Devil and Satan),* yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.”_ (Wahyu 12:9)
και bisa diterjemahkan sebagai kata “dan” dan “atau”.
Lalu apa ada perbedaan kata Satan dan setan?
Setan atau syetan adalah makhluk dalam agama Samawi yang menggoda manusia untuk berbuat dosa dan kejahatan. Pada awalnya, istilah “setan” digunakan sebagai julukan untuk berbagai entitas (sesuatu yang memiliki keberadaan
yang unik dan berbeda, walaupun tidak harus dalam bentuk fisik) yang menantang kepercayaan iman
manusia di dalam Alkitab Ibrani. Sejak saat itu, agama-agama Samawi menggunakan istilah “Satan” sebagai nama untuk Iblis. Di dalam bahasa Indonesia, istilah Satan berbeda maknanya dengan “setan”. “Satan” (huruf besar) lebih condong kepada sang Iblis ( _diabolos_ ), sedangkan “setan” (huruf kecil) lebih mengacu kepada roh-roh jahat ( _daemon_ ). Perubahan makna itu terjadi karena setan tidak diterjemahkan langsung dari bahasa Ibrani, melainkan melalui bahasa Arab, sehingga terjadi pergeseran makna.
Dalam Kitab Wahyu, Satan muncul sebagai naga merah besar yang dikalahkan oleh Malaikat Mikael dan dilempar dari surga. Ia kemudian terikat seribu tahun lamanya, tetapi sempat bebas sebelum akhirnya dikalahkan dan dilempar ke lautan api.
_”Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.”_ (Wahyu 12:7-9)
Dalam agama Kristen, Satan juga dikenal dengan sebutan Iblis. Walaupun Kitab Kejadian tidak menyebutkan namanya secara langsung, ia sering kali dianggap sebagai ular di Taman Eden.
Kata Satan (dengan huruf besar) hanya digunakan dua kali di dalam Alkitab Terjemahan Baru (Wahyu
12:9, 20:2) untuk akar kata Yunani
σατανας atau “Satanas” yang
diterjemahkan menjadi “Iblis” di 34 tempat yang lain di Alkitab. Oleh karena itu sinonim “Satan” yang terdekat di dalam bahasa Indonesia adalah “Iblis”.
“Lucifer” dan “Beelzebul” adalah dua nama lain yang disebut di dalam Alkitab yang sering kali dikaitkan dengan Satan. Nama “Lucifer” di dalam teologi Kristen diidentifikasikan dengan “putera Fajar” di dalam Yesaya 14:12 yang dikaitkan dengan “pemfitnah” dalam bagian lain di Perjanjian Lama. Beelzebub atau Beelzebub adalah nama dewa orang Filistin (lebih tepatnya sejenis Baal, dari kata Ba‘al Zebûb, yang artinya “Dewa Lalat”). Kata ini berasal dari kata Ba’al artinya “Tuhan” atau “penguasa”; Zebul artinya “kotoran” atau “tinja”. Jadi kata Baalzebul yang ada dalam Matius 12:24 memiliki arti sebagai si penguasa segala yang kotor dan kata
ini juga digunakan di Perjanjian Baru
sebagai sinonim untuk Satan.
Selain itu Satan juga digambarkan sebagai ular dan naga (ular naga) dan banyak lagi. Di dalam kisah
Kejadian, Satan diidentifikasikan sebagai ular yang membujuk Hawa
untuk memakan Buah Pengetahuan yang Baik dan yang Benar. Wahyu
20:2 menyebut bahwa “si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan.”
Lagipula hanya Lucifer atau si naga, si ular tua itulah yang memberikan kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar kepada si Binatang atau Antikris pada akhir zaman menjelang Kristus datang kali kedua:
_”Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.”_ (Wahyu 13:2)
Maka jelas tidak ada makhluk atau pribadi lain yang memberikan kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar kepada si Binatang atau Antikris, selain Lucifer, atau si naga, si ular tua. Jadi Iblis dan Satan adalah pribadi yang sama dari si Lucifer itu.
###@@###