Pada Perayaan Agung Paskah, dirayakan Kebangkitan Tuhan dan Juruselamat Yesus Kristus Sang Pemberi-Hidup. Disebut perayaan diatas semua perayaan oleh Gereja, merayakan kemenangan atas kematian, sebagaimana kematian itu sendiri maupun kekuatan kubur tidak dapat menahan Juruselamat. Dalam kemenangan ini yang datang melalui Salib, Kristus menghancurkan belenggu dosa, dan melalui iman memberikan pada kita pemulihan, transformasi dan hidup kekal.
Kristus yang bangkit dari mati, memecah benteng pertahanan maut dan membebaskan tawanan (Mazmur 68:19). Semua keterbatasan kita sebagai ciptaan telah dipecahkannya. Kematian ditelan dalam kemenangan dan hidup dimerdekakan. “Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus” (1Korintus15:21-22). Paskah adalah fajar hari yang baru dan tak berakhir.
Kebangkitan sendiri belum meniadakan kenyataan kematian. Tetapi telah menyatakan ketidakberdayaannya (Ibrani 2:14-15). Kita akan mati sebagai akibat kejatuhan manusia. Kematian fisik tidak menghancurkan hidup kita dalam kesatuan komuni bersama Allah. Melainkan, kita berpindah dari maut kepada hidup (Yoh5:24, 1Yoh3:14) – dari kejatuhan dunia ini menuju pemerintahan Allah. Kita menyerukan sukacita St. Paulus : “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” (1Korintus 15:55).
St. Paulus mengatakan jika tidak ada Kebangkitan maka iman Kristen akan kehilangan nilainya: “…Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu” (1Korintus 15:14-17).
Kristus telah bangkit; IA bangkit sebagai yang Pertama (sulung) diantara manusia (1Kor15:20), dan memanifestasikan KebesaranNya dan Kuasa IlahiNya. Melalui ketidaktaatan bapa-leluhur kita kepada Allah, dosa merebut kodrat kemanusiaan, dan membuatnya lapuk dan mati. Tetapi Kristus meniadakan dosa asal dan membersihkan Adam yang jatuh (Efesus 1:7). Dengan darahNya yang suci IA membangkitkan manusia kedalam suatu ciptaan baru (1 Korintus 15:13-26).
Gereja Orthodox bersukacita dan memuji meninggikan Kebangkitan Kristus yang mulia, suatu manifestasi agung akan Kasih Ilahi dan Pengampunan dan awal dari hidup kekal. Pada Perayaan diatas semua perayaan, kemenangan diatas semua kemenangan ini, Gereja bersukacita dalam Sang Mempelai kekasihnya, Yang bangkit dari kubur untuk keselamatan kita, dan memanggil kita, anak-anak setiaNya, kedalam Perayaan kekal bersama para malaikat dan manusia. Perayaan agung ini adalah suatu pra-figurasi ilahi akan kebangkitan umum dari semua yang telah meninggal sejak masa semula (Kis24:15, 1Kor15:52). Karenanya, Gereja melalui Kidungan Paskahnya memproklamirkan :
“Kristus telah bangkit dari mati, dengan matinya telah menginjak-injak maut, dan kepada mereka yang dikuburan : hidup menganugerahkan!”
*****
“Kemarin aku disalibkan bersama Dia; hari ini aku dimuliakan bersamaNya.
Kemarin aku mati bersama Dia; hari ini aku dibangkitkan bersamaNya.
Kemarin aku dikuburkan bersama Dia; hari ini aku dibangkitkan bersamaNya.
Mari persembahkan pada Dia Yang menderita dan bangkit lagi untuk kita… diri kita, milik paling berharga kepada Allah dan yang terlayak.
Mari menjadi seperti Kristus, karena Kristus telah menjadi seperti kita.
Mari menjadi Ilahi oleh karenaNya, karena bagi kita IA telah menjadi Manusia.
IA menjadi yang terburuk agar Dia dapat memberi kita terbaik. IA menjadi miskin agar dengan kemiskinannya kita dijadikan kaya. IA menerima rupa seorang hamba agar kita dapat meraih kembali kemerdekaan kita.
IA turun agar kita dapat diangkat naik. IA dicobai agar melaluiNya kita dapat menaklukkan. IA dihina agar Dia bisa memuliakan kita. IA mati agar Dia dapat menyelamatkan kita. IA naik agar Dia dapat menarik kita pada DiriNya, yang telah dibuang jatuh melalui kejatuhan dari dosa.
Mari memberikan semua, mempersembahkan semua, kepada Dia Yang memberikan DiriNya sebagai tebusan dan pendamaian untuk kita.
Kita perlukan Allah yang berinkarnasi, suatu Allah yang masuk kedalam maut, agar kita dapat hidup. Kita dimasukkan dalam kematian bersama Dia agar kita dapat dibersihkan. Kita bangkit lagi bersamaNya karena kita masuk kedalam kematian bersama Dia. Kita dimuliakan bersama dengan Dia karena kita bangkit lagi bersamaNya.
Tetesan Darah mencipta-kembali seluruh ciptaan!”
(Kutipan ‘Orasi Paskah’ dari St. Gregorius Sang Teolog, +390)
.
_______
(bess180420)
https://web.facebook.com/GerejaOrthodoxStIonaSurabaya/posts/perayaan-terang-kebangkitan-kristus-paskah-tuhanakhir-puasa-agungpada-perayaan-a/2862108253886793/?_rdc=1&_rdr