+ diperingati 27 September / 14 September (kalender Gereja)
Perayaan Peninggian Salib Tuhan Yang Memberi Hidup : ketika kekaisaran Romawi berupaya benar-benar melenyapkan Kekristenan dari ingatan manusia serta tempat-tempat suci dimana Tuhan Yesus Kristus menderita dan bangkit untuk manusia. Kaisar Adrian (117-138) memerintahkan menimbun Golghota dan Makam Kristus, dan diatas bukitnya didirikan kuil berhala dewi Venus serta patung Jupiter, mengganti nama Yerusalem menjadi Aelia Adriani (Alia Capitolina). Semua penyembah berhala berkumpul di tempat ini dan mempersembahkan korban untuk berhala mereka. Kemudian setelah 300 tahun, oleh Pemeliharaan Ilahi, peninggalan-peninggalan suci Kristen – Makam Kristus dan Salib Pemberi Hidup kembali ditemukan dan dibuka untuk dihormati. Semua dimulai dimasa Kaisar Konstantinus Agung (306-337), yang disetarakan dengan para Rasul, setelah kemenangannya atas Maxentius tahun 312, sang penguasa Romawi Barat, dan atas Licinius, penguasa bagian Timur, sehingga tahun 323 menjadi penguasa tunggal kekaisaran Romawi. Pada tahun 313 ia mengeluarkan apa yang disebut Edict Milan, yang dengannya agama Kristen diakui sebagai agama resmi dan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di wilayah Barat kekaisaran dihentikan. Penguasa Licinius, meskipun ia sendiri telah menandatangani Edict Milan serta wajib mentaati Konstantinus, tetap saja ia secara fanatik melanjutkan menganiaya orang-orang Kristen. Hanya setelah kekalahannya tahun 313 Edict perihal toleransi tersebut menyebar sampai ke wilayah Timur kekaisaran. Kaisar Konstantinus, yang dengan pertolongan Allah mendapat kemenangan atas musuh-musuhnya dalam tiga peperangan, setelah ia menjadi saksi kemunculan Tanda dari Allah – Tanda Salib diatas langit yang tertulis dibawahnya: “Dengan ini kau akan menaklukkan” (ref. ICXC NIKA).
Karena terdorong oleh keinginan besarnya menemukan Salib yang mana Tuhan Yesus Kristus disalibkan, St. Konstantinus mengirim ibunya ke Yerusalem, ratu Helena yang saleh (+ diperingati 21 Mei), dengan membawa surat permohonan kepada Patriakh Yerusalem, Makarios. Meskipun ratu Helena sedang menurun kesehatannya, ia berangkat memenuhi tugas itu dengan penuh semangat. Sang ratu memerintahkan menghancurkan semua kuil-kuil berhala dan patung-patung yang menutupi Yerusalem. Dalam pencarian Salib Pemberi Hidup, ia telah meminta orang-orang Kristen dan Yahudi, namun dalam waktu lama pencarian tidak membuahkan hasil. Sampai ketika diarahkan ke seorang tetua yahudi yang bernama Yudas yang mengatakan dimana letak Salib itu tertimbun, yaitu dimana berdiri kuil dewi Venus. Mereka meruntuhkan kuil tersebut dan setelah berdoa, mereka mulai menggali tanahnya. Kemudian didapati Makam Kristus dan tidak jauh darinya ditemukan tiga salib, serta sebuah papan dengan tulisan yang diperintahkan Pilatus, dan empat paku, yang ditancapkan ke Tubuh Kristus.
Untuk mengetahui yang mana dari antara tiga salib itu Kritus disalibkan, Patriakh Makarios secara bergantian menyentuhkannya ke sebuah jenasah. Ketika Salib Tuhan diletakkan pada orang mati tersebut, ia hidup kembali. Semua yang turut menjadi saksi peristiwa kebangkitan orang mati itu, menjadi yakin Salib Pemberi Hidup telah ditemukan kembali. Orang-orang Kristen, yang berkerumun dalam jumlah besar telah datang untuk menghormati Salib Suci, meminta St Makarios untuk mengangkat, meninggikan Salib, sehingga semua yang dari jauhpun dapat melihatnya secara hormat. Kemudian Patriakh dan tokoh-tokoh rohaniwan yang lain menaikkan tinggi Salib Suci, kemudian orang-orang mengatakan “Tuhan kasihanilah”, dengan hormat yang amat sangat mereka bersujud dihadapan Kayu Salib yang Terhormati. Peristiwa yang begitu khidmat ini terjadi tahun 326.
Sewaktu penemuan Salib Pemberi Hidup ini disertai juga mujizat yang lain: ada perempuan yang sakit keras, hanya karena dibawah bayangan Salib Suci tersebut, ia langsung sembuh. Sang staret atau tetua yahudi yang bernama Yudas tersebut bersama orang-orang Yahudi yang lain kemudian percaya kepada Kristus dan menerima Baptisan Suci. Yudas kemudian menerima nama baptis Kuriakos (yang dalam bahasa Yunani berarti “dari Tuhan”) dan dikemudian waktu ia diangkat sebagai Uskup Yerusalem. Pada masa pemerintahab kaisar Yulian yang murtad (361-363) ia menerima kematian sebagai martir Kristus (+ peringatan Imam Martir Kuriakos 28 Oktober).
Ratu Helena melakukan perjalanan mengelilingi tempat-tempat suci yang terkait masa hidup didunia Kristus – sehingga berdiri 80 gereja-gereja – di Betlehem tempat Kelahiran Kristus, dan di Bukit Zaitun dimana Kristus naik ke Surga, serta di Getsemane dimana Sang Juruselamat berdoa menjelang penderitaanNya dan tempat dimana Bunda Allah dikuburkan setelah Dormition (jatuh tertidur). St. Helena membawa bagian dari Salib Pemberi Hidup dan paku-paku bersamanya ke Konstantinopel. Kaisar Konstaninus memerintahkan agar dibangunkan gereja yang luas dan megah di Yerusalem untuk menghormati peringatan Kebangkitan Kristus, termasuk didalamnya juga Makam Kristus dan Golghota. Bangunan gereja itu dibangun memakan waktu 10 tahun. St. Helena tidak sampai melihat selesainya pembangunan itu, ia meninggal tahun 327. Gereja tersebut dikonsekrasi pada 13 September 335 (26 Sept kalender baru). Pada hari berikutnya, 14 September (27 Sept menurut kalender sekarang), diadakanlah Perayaan Pengangkatan Salib Terberkati dan Pemberi Hidup.
Pada hari ini juga diperingati peristiwa lain terkait Salib Kristus, – kembalinya Salib ke Yerusalem dari tawanan Persia setelah 14 tahun. Pada masa kekuasaan kaisar Byzantium Phokas (602-610), kaisar Persia Khozroes II dalam sebuah perang melawan Yunani mengalahkan pasukan Yunani, lalu menjarah Yerusalem dan menawan baik Salib Pemberi Hidup dan Patriakh Zacharios (609-633). Sehingga Salib Suci tersebut berada di Persia selama 14 tahun dan hanya pada masa kaisar Herakles (610-641), yang dengan pertolongan Allah mengalahkan Khozroes dan berhasil berdamai dengan penggantinya dan anaknya Syroes – sehingga Salib Kristus dikembalikan kepada orang-orang Kristen dari tawanannya. Dengan penuh khidmat Salib Pemberi Hidup tersebut dikembalikan ke Yerusalem. Kaisar Herakles sendiri dengan mahkota kekaisarannya dan jubah porphyry (ungu) mengangkat Salib Kristus masuk ke gereja Kebangkitan. Bersama sang kaisar, Patriakh Zacharios. Di gerbang, dimana mereka naik ke Golghota, kaisar mendadak berhenti dan tidak kuat melanjutkan lebih jauh. Patriakh Suci menjelaskan pada kaisar bahwa Malaikat Tuhan menghalangi jalannya, karena DIA yang Memikul Salib ke Golghota bagi penebusan dunia dari dosa, menempuh Jalan SalibNya dalam jubah Kerendah-hinaan Ekstrim. Kemudian Herakles, menanggalkan semua mahkota dan jubah porphyry ungunya, hanya mengenakan kain polos kemudian tanpa halangan dapat kembali melanjutkan memikul Salib Kristus masuk kedalam gereja.
Dalam sebuah kotbah Pengangkatan Salib, St. Andrew dari Kreta (+4 Juli) mengatakan: “Salib telah diangkat, dan semua yang benar berkumpul bersama, Salib telah diangkat, dan kota menjadikan khidmat, dan orang-orang merayakan pesta”.
Kidung:
Salib-Mu kami Hormati ya baginda dan kebangkitan-Mu yg suci kami muliakan.
(Kidung antitrisagion pada Pengangkatan Salib Suci)
Selamatkanlah Tuhan umat-Mu dan berkatilah warisan milik-Mu. /
Menangkanlah Gereja-Mu melawan musuh-musuhNya, / dan anggotaNya lindungilah, / dengan kuasa Salib Palang – Mu.
(Kidung Troparion pada Pengangkatan Salib Suci)
Ya Kristus, Allah kami, Yang oleh Kehendak-Mu sendiri, / telah diangkat keatas Salib. // Anugerahkanlah belas kasih-Mu pada umat-Mu yang baru, yang disebut atas Nama-Mu. // Dan dengan Kuasa-Mu jadikanlah mereka taat setia, /berikanlah mereka kemenangan atas musuh-musuhNya. // Biarkanlah senjata perdamaian-Mu itu, menjadi sekutu mereka yang tak terkalahkan.
(Kidung Kontakion pada Pengangkatan Salib Suci)
________
(bess-270920)
Ref.:
https://www.holytrinityorthodox.com/iconoftheday/los/September/14-01.htm