Peringatan Mujizat St. Euphemia

+ diperingati 24 Juli / 11 Juli (kalender Gereja)

Martir Agung Euphemia (+ 16 September) menderita kemartiran di kota Kalsedon tahun 304, pada masa penganiayaan terhadap orang Kristen dibawah kaisar Diocletian (284-305). Satu setengah abad kemudian, – Allah berkenan bahwa Euphemia dapat kembali menjadi saksi (martir) khusus dan pengaku iman bagi kemurnian ajaran Orthodox.

Tahun 451 di kota Kalsedon, bertempat di gereja dimana dimuliakan relik-relik Martir Suci Euphemia – disana diadakan sesi-sesi Konsili Ekumensi ke 4 (+ 16 Juli). Konsili tersebut diselenggarakan untuk menentukan dogma tepat Gereja Orthodox berkaitan dengan kodrat Yesus Kristus Sang Firman Yang menjadi Manusia. Telah sangat diperlukan karena ajarat sesat Monofisit yang menyebar (mono-phisis yang berarti satu kodrat), yang mana menentang ajaran Orthodox berkaitan dengan dua kodrat Yesus Kristus – Ilahi dan Manusia (Satu dalam Tritunggal Kudus). Kaum Monofisit secara keliru menegaskan bahwa didalam Kristus hanya ada satu kodrat – yakni Ilahi (bahwa Yesus ialah Allah bukan manusia, menurut kodrat), menimbulkan perpecahan dan keributan didalam Gereja. Didalam Konsili hadir 630 utusan dari seluruh Gereja Kristen local. Dari pihak Orthodox diantaranya St. Anatolios, Patriakh Konstantinopel (+ 3 Juli), St. Juvenalios, Patriakh Yerusalem (+ 2 Juli), serta para utusan dari St. Leo, Paus Roma (+ 18 Februari). Sementara dari golongan Monofisit yang hadir dalam jumlah besar, dipimpin oleh Dioscoros, patriakh Alexandria dan Eytykhios, seorang arkhimandrit dari Konstantinopel.

Setelah banyak diskusi yang panjang kedua pihak belum dapat juga mencapai keputusan. Patriakh Konstantinopel, Anatolios, kemudian mengusulkan Konsili menyerahkan keputusan perselisihan dalam Gereja kepada Roh Kudus, melalui sang pengembanNya yang tak diragukan, St. Euphemia, yang mana relik-relik penyalur mujizat nya telah dinyatakan terjadi dalam diskusi Konsili tersebut. Para hirarki Orthodox bersama dengan yang berlawanan dengan mereka menulis masing-masing pengakuan imannya di gulungan kitab yang berbeda kemudian mengunci dengan masing-masing meterainya. Mereka membuka kubur Martir Suci Euphemia dan meletakkan kedua gulungan kitab tersebut keatas dadanya. Lalu, disaksikan kaisar Marcian (450-457) yang hadir, para partisipan Konsili mengunci kembali kubur tersebut, memasangkannya kunci meterai kekaisaran dan diminta penjaga mengawasinya selama tiga hari. Selama hari-hari tersebut kedua pihak melaksanakan puasa ketat dan doa intensif. Kemudian dihari ketiga patriakh dan kaisar dengan disaksikan hadirin Konsili membuka kubur dan relik-relik tersebut : disaksikan gulungan kitab yang tertulis pengakuan iman Orthodox digenggam tangan kanan St. Euphemia, sementara gulungan kitab yang sesat berada dikakinya. St. Euphemia, seolah masih hidup, mengangkat tangannya dan memberikan gulungan kitab itu ke sang patriakh. Setelah mujizat ini terjadi banyak yang segera menerima pengakuan iman Orthodox, sementara yang lain yang keras kepala dalam ajaran sesat oleh Konsili dikutuk ajarannya dan di exkomunikasi.

Setelah pada masa serangan oleh Persia abad ke tujuh, relik St. Euphemia dipindahkan dari Kalsedon ke Konstantinopel, kedalam sebuah gereja yang baru dibangun yang didedikasikan dengan namanya St. Euphemia. Bertahun-tahun kemudian pada masa ajaran sesat Ikonoklasme, relik-relik sang janasuci dibuang ke laut – atas perintah kaisar Leo Isaurian (716-741), sang ikonoklas. Relik-relik tersebut kemudian telah ditemukan di laut oleh pemilik kapal bersaudara Sergius dan Sergonos, yang kemudian menyerahkannya ke uskup local setempat. Para uskup suci itu kemudian memerintahkan relik-relik tersebut disimpan secara tersembunyi, dibawah ruang bawah tanah, karena kaum bidat ikonoklas masih terus memburu. Sebuah gereja kecil telah dibangun disana diatas relik-relik tersebut, dan diatas tempat penyimpanan reliknya diletakkan sebuah papan dengan tulisan menyatakan relik siapa disimpan didalamnya. Ketika bidat Ikonoklasme akhirnya dikutuk dalam Konsili Ekumenis ke Tujuh (tahun 787), – ketika masa St. Tarasios, Patriakh Konstantinopel (784-806) dan kaisar Konstantin VI (780-797) jugq ibunya St. Irene (797-802), – relik-relik Martir Suci St. Euphemia kembali dipindahkan secara khidmat ke Konstantinopel.

_______
(bess-240720)
Ref. :
https://www.holytrinityorthodox.com/iconoftheday/los/July/11-02.htm
https://pravoslavie.ru/47746.html
The Relics of St. Euphemia
https://www.johnsanidopoulos.com/2010/07/relics-of-saint-euphemia-great-martyr.html?m=1

Tinggalkan Balasan