Peringatan terjadinya bencana gempa bumi di Konstantinopel tahun 447, dan kisah dibalik kidung Trisagion


Peringatan terjadinya bencana gempa bumi di Konstantinopel tahun 447, dan kisah dibalik kidung Trisagion.

+ Diperingati oleh Gereja 8 Oktober / 25 September (kalender Gereja) +

Semasa pemerintahan kaisar Theofilus, kota Konstinopel terjadi gempa bumi hebat selama 4 bulan. Di Bitinia, di Hellespont, dan di Frigia kota mengalami kehancuran, hingga sungainya menghilang, dan di tempat-tempat yang sebelumnya kering terjadi banjir besar yang mengerikan. Orang-orang dari Konstantinopel bersama-sama dengan patriarkh pada masa itu (Patriarkh Proklus https://mobile.facebook.com/photo.php?fbid=981745675256403&id=240683072696004&ce) dan kaisar beserta petinggi kekaisaran keluar dari kota dan melakukan sembahyang-doa ‘molieben’ (doa paraklesis) untuk memohon bencana diredakan, belum pernah terjadi sebelumnya. Selama waktu satu molieben seorang anak dalam kerumunan itu secara tiba-tiba terangkat keatas seolah tersambar oleh suatu kekuatan tak terlihat dan diangkat jauh ke ketinggian hingga ia tidak lagi dilihat oleh mata manusia. Kemudian, utuh dan tanpa terluka, anak itu diturunkan kembali keatas tanah dan ia mengatakan, bagaimana sesampainya diatas ia mendengar jelas dan ia telah melihat, bagaimana para malaikat memuliakan Allah mengidungkan :

“Allah Maha Kudus, Sang Kuasa Maha Kudus, Sang Baka Maha Kudus”.

Semua orang mulai menyanyikan Kidung (yang hingga sekarang disebut) “Trisagion” ini, – lalu menyambungkan akhirnya dengan:

“Kasihanilah kami!” –

Kemudian gempa bumi berhenti (anak itupun meninggal). Gereja Orthodox masih mengidungkan doa ini dalam setiap Liturgi Suci hingga saat ini.

_________
Ref :

https://orthodoxwiki.org/Proclus_of_Constantinople

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Proclus_of_Constantinople

Tinggalkan Balasan