Sabtu Kudus dirayakan sehari sebelum Paskah. Disebut juga Sabat Agung karena dikatakan pada hari ini Kristus “istirahat” didalam kubur, didalam maut. Gereja memperingati pemakaman Kristus dan turunNya Dia kedalam Hades. Ini adalah hari antara Penyaliban dan KebangkitanNya yang mulia.
Gereja merenungkan misteri turunnya Tuhan kedalam Hades, tempat dimana kematian. Kematian, musuh manusia, dikalahkan didalamnya.
“Dia (Kristus) memberi DiriNya sebagai tebusan kematian dalam mana kita menjadi tawanannya, yang terjual dibawah dosa. Dengan turun kedalam Hades melalui Salib… IA melepaskan belenggu kematian” (kutipan Liturgi St. Basilius Agung).
Kubur Kristus, bukanlah tempat kelapukan, rusak dan kekalahan. Namun, menjadi tempat yang melaluinya memberi-hidup, sumber kekuatan, kemenangan dan kemerdekaan. Sabtu atau Sabat Agung merupakan hari dimana Kristus beristirahat didalam kubur yang menggenapi kehendak ilahi dan rencana keselamatan manusia dan semesta. DIA yang menjadikan sesuatu menjadi ada, membuat semuanya menjadi baru. Melalui inkarnasiNya, kehidupan dan kematian Kristus telah memenuhi segala sesuatu dengan DiriNya IA telah membuka jalan bagi semua daging kepada kebangkitan dari mati, karena tidaklah mungkin sang pencipta hidup akan dikuasai oleh kelapukan.
Sewaktu penciptaan dunia Allah menciptakan segala sesuatunya dalam enam hari dan pada hari ke enam IA menciptakan manusia dan dihari ke tujuh IA beristirahat dari semua pekerjaanNya, dan menyucikan hari ini, menamainya hari Sabat, yang berarti istirahat. DIA menyucikan pembentukan dunia, semuanya diselesaikan (penebusan), dan pada hari yang keenam (Jumat) “memperbarui” manusia ciptaannya yang lapuk melalui Salib dan kematianNya yang membawa-hidup. Tuhan kembali beristirahat pada hari ke tujuh dari memulihkan kodrat kita. Allah- Sang Firman- turun ke dalam kubur dalam rupa daging dan turun ke alam maut bersama kekekalanNya dan jiwa ilahi, yang terpisah dari tubuh setelah kematian. Kelapukan, setelah terpisahnnya jiwa dari tubuh, tidak mengancurkan Tubuh Kristus dan anggotanya.
Pada liturgi suci St. Basilius Agung, semua warna kain, jubah dirubah dari warna gelap menjadi warna putih (terang) sebelum pembacaan epistle.
Kidung Troparion — irama 2
Ketika Engkau turun kedalam maut, Ya Sang Kekal, / Engkau mengalahkan neraka dengan KeilahianMu, / Dan ketika dari kedalaman alam bawah Engkau membangkitkan orang mati, / Semua Kekuatan Surga berseru, / Ya Sang Pemberi-Hidup, Kristus Allah kami, kemuliaan bagiMu!