SEMBAHYANG KAWAL MALAM

SEMBAHYANG KAWAL MALAM (ВСЕНОЩНОЕ БДЕНИЕ, ALL-NIGHT VIGIL)

Oleh:
Rm. Kirill J.S.L. (ROC-MP)
Отец Кирилл Дж.С.Л. (РПЦ-МП)

I. ) APAKAH SEMBAHYANG KAWAL MALAM?

Sembahyang Kawal Malam atau Sembahyang Berjaga-jaga Sepanjang Malam ( All-Night Vigil; bahasa Yunani: αγρυπνία – agrypnia, “tanpa tidur”; Slavonik: Всенощное бдение; Vsenoshchnoye Bdeniye ) adalah sebuah ibadah Gereja Orthodox Timur (dan Gereja Katolik Timur) yang terdiri dari sebuah agregasi-kumpulan dari tiga jam kanonis ( Canonical Hours), yaitu Sembahyang Senja ( Vespers ),
Singsing Fajar ( Matins ), dan Jam Pertama ( the First Hour).
Sembahyang Kawal Malam adalah kombinasi dari beberapa ibadah yang susunannya sangat bervariasi sesuai dengan tradisi regional dan lokal.

Salah satu ciri khas Sembahyang Berjaga-jaga Malam ( Vigil ) adalah Sembahyang Senja Kecil ( Small Vespers ) (berbeda dari Sembahyang Senja Harian ( Daily Vespers) dan Sembahyang Senja Agung ( Great Vespers ) dilayankan lebih awal di petang hari (biasanya ibadah ini hanya dilakukan di katedral-katedral dan monasteri-monasteri).

Praktek ini bermula agar para biarawan dapat menjalankan bentuk Sembahyang Senja ( Vespers) yang lebih pendek pada waktu kanonis (matahari terbenam), makan malam, dan kemudian memulai Sembahyang Kawal Malam atau Sembahyang Berjaga-jaga Sepanjang Malam (yang mencakup bentuk Sembahyang Senja (Vespers) yang lebih lengkap). Selain itu, penyertaan Litiya dan Artoklasia bertujuan untuk memelihara umat beriman ketika mereka menghadiri sebuah ibadah yang dapat berlangsung selama delapan jam atau lebih sepanjang malam, bila dilakukan dengan cara tradisional sepenuhnya.

II. ) PRAKTEK SEMBAHYANG KAWAL MALAM BIZANTIUM

Dalam tradisi Bizantium, sembahyang ini berlangsung sepanjang malam, terdiri dari seluruh siklus liturgi, yang berpuncak pada Liturgi Ilahi. Dalam praktek Bizantium, Sembahyang Kawal Malam atau Sembahyang Berjaga-jaga Sepanjang Malam mencakup Sembahyang Senja Agung (Great Vespers ) termasuk Litiya
dan Artoklasia, Orthros, Jam Pertama, Jam Ketiga, dan Jam Keenam, diikuti oleh Liturgi Ilahi. Jika Liturgi Ilahi dirayakan segera, Jam Pertama sampai Jam Keenam dapat dihilangkan.

Karena durasinya yang panjang, Sembahyang Kawal Malam atau Sembahyang Berjaga-jaga Sepanjang Malam jarang dirayakan di paroki, tetapi dilakukan di beberapa tempat, terutama pada hari-hari raya besar. Namun, biasanya dirayakan di monasteri-monasteri, terutama untuk Pesta-pesta Besar dan pesta pelindung komunitas.

III. ) PRAKTEK SEMBAHYANG KAWAL MALAM RUSIA

Dalam praktek Rusia, Sembahyang Kawal Malam atau Sembahyang Berjaga-jaga Sepanjang Malam adalah ibadah Sabtu malam standart dan tidak berlangsung sepanjang malam tetapi biasanya terdiri dari Sembahyang Senja (Vespers ), Singsing Fajar ( Matins ), dan Jam Pertama ( the First Hour), meskipun pada hari raya tertentu, itu termasuk Sembahyang Penutup (Kompletorium) Agung ( Great Compline ) sebagai ganti Sembahyang Senja ( Vespers). Di paroki-paroki, Sembahyang Kawal Malam tidak terlalu berat dibandingkan yang dilakukan di monasteri-monasteri, tetapi strukturnya tetap sama. Sembahyang Senja ( Vespers ) sering kali berisi
Litiya dengan pemberkatan berkat roti. Ini selalu terjadi pada
Pesta-pesta Besar.

Ketika Sembahyang Berjaga-jaga Malam ( Vigil ) atau sembahyang tuguran atau nokturna (sembahyang tengah malam) dirayakan, rubrik khusus untuk ibadah-ibadah konstituennya diubah. Di Gereja Orthodox Rusia, Sembahyang Berjaga-jaga Malam ( Vigil) dirayakan pada malam Minggu (Sabtu senja) dan liturgi hari-hari raya/pesta-perayaan utama.

Perbedaan antara praktek yang lebih ketat dan praktek paroki umum adalah bahwa yang terakhir berisi beberapa singkatan, sedangkan yang pertama biasanya dikidungkan dengan melodi-melodi yang lebih lambat dan juga mencakup bacaan-bacaan tambahan yang dilakukan di tempat-tempat tertentu dalam ibsdah ini. Praktek yang kurang ketat adalah menghentikan Sembahyang Kawal Malam setelah Jam Pertama, kemudian melanjutkan dengan Jam Ketiga dan Keenam keesokan paginya, segera diikuti dengan liturgi. Dalam praktek yang lebih ketat, sembahyang jam-jam berlanjut tanpa jeda seperti itu.

Sembahyang Kawal Malam telah diatur ke musik paling terkenal oleh Sergei Rachmaninoff, yang mengatur pilihan-pilihan dari ibadah ini adalah salah satu dari karya-karyanya yang paling dikagumi. Pengaturan oleh Tchaikovsky dari Sembahyang Kawal Malam, bersama dengan Liturgi Ilahi-Nya dan koleksi sembilan kidung sakralnya kemudian sangat penting dalam minat pada musik Orthodox secara umum, dan pengaturan Sembahyang Kawal Malam khususnya. Pengaturan musik lainnya termasuk yang oleh Chesnokov, Grechaninov, Ippolitov-Ivanov, Alexander Kastalsky, Hilarion Alfeyev, Clive Strutt dan Einojuhani Rautavaara. Itu paling sering dirayakan menggunakan berbagai nyanyian tradisional atau melodi-melodi kidung yang disederhanakan berdasarkan pada Oktoekhos atau sumber-sumber lainnya.

IV. ) URUTAN ATAU SUSUNAN SEMBAHYANG KAWAL MALAM

Ketika dirayakan pada Sembahyang Kawal Malam, susunan Sembahyang Senja Agung (Great Vesper) dan Singsing Fajar (Matins) agak berbeda dari saat dirayakan sendiri. Dalam penggunaan paroki, banyak bagian-bagian dari ibadah seperti pembacaan-pembacaan dari Sinaksarion selama Kanon pada Singsing Fajar (Matins) disingkat atau dihilangkan, dan karena itu dibutuhkan sekitar dua atau dua setengah jam untuk melakukan.

Mazmur-mazmur yang dikutip di bawah ini diberi nomor sesuai dengan Septuaginta, yang berbeda dari yang ditemukan dalam Masoretik.

1.) SEMBAHYANG SENJA AGUNG (GREAT VESPER )

Gerbang kerajaan dibuka. Imam dengan pedupaan dan diakon dengan lilin yang menyala diam melaksanakan pedupaan altar.

Diakon dengan lilin keluar melalui gerbang kerajaan ke solea dan menghadap ke umat menyeru:

“Mari, bangkitlah”

koor menjawab: “Ya Tuhan, berkatilah”

Imam di hadapan meja altar kudus, membuat tanda salib dengan pedupaan, dan mengatakan:

Seruan pembukaan (exclamation) oleh imam:

“Kemuliaan bagi Sang Tritunggal Maha Kudus, satu Dzat-Hakekat (konsubstansial), dan Sang Pemberi Hidup, dan Sang Tritunggal tak terpisah-pisah, sekarang dan selalu, serta sepanjang segala abad”

Imam melakukan pedupaan altar sambil:

“Marilah kita menyembah dan bersujud kepada Kristus sendiri, Raja dan Allah kita.” (“Come let us worship God our king”)

Kemudian melakukan Pedupaan Agung seluruh gereja, dilakukan dalam keheningan.

“Mazmur penciptaan” ( “Psalm of creation”), Mazmur Pengantar, Mazmur 103, dinyanyikan (dalam praktek modern hanya ayat-ayat yang dipilih)

Sesudah pedupaan, membaca “Tujuh Doa Menyalakan Pelita” bagi dirinya sendiri, disebut “Doa-Doa Rahasia.”

Litani Agung (Doa Rampai Damai; Great Litany; Litany of Peace)

Kathisma pertama (seluruhnya pada hari Minggu) atau stasis pertama pada hari biasa (“Berbahagialah Orang…”; “Blessed are…”).

Litani Kecil (Doa Rampai Singkat; Little Litany )

“Ya Tuhan, ku berseru” ( “Lord I have cried” ) (mazmur 140.141.129, 116), dengan stikhera yang ditunjuk, diakhiri dengan Theotokion, Dogmatis, sebuah kidung pujian yang ditujukan kepada Sang Theotokos

Arak-arakan Masuk (Entrance)

“Phos Hilaron” (“Terang Gembira”; “O gladsome light” )

Prokimen (Prokeimenon) Sembahyang Senja untuk hari itu

Pembacaan Paremiya atau Perjanjian Lama (jika ditetapkan)

Litani yang Ditambahkan atau Litani Sungguh-Sungguh (Doa Rampai yang Ditambahkan; Augmented Litany )

Doa Senja, “Berkenanlah, ya Tuhan” ( “Vouch safe, O Lord”)

Litani Permohonan (Doa Rampai Permohonan; Litany of Askings )

Doa Menundukkan Kepala

Litiya (Лития, Litia ) (pada hari Minggu dan hari-hari pesta tertentu)

Apostikha (jika tidak ada Litiya {Лития}, dari Litani Permohonan langsung ke Apostikha ini)

Doa St. Simeon Sang Pengemban Allah, “Nunc dimittis” atau “Kidung Simeon” (“Now lettest Thou thy servant depart in peace”; “Sekarang, Tuhan biarlah hamba-Mu pergi dengan damai” ) ​​dan doa Trisagion

Apolytikion — pada hari Minggu: “Theotokos Sang Perawan, Bersukacitalah…” atau “Salam, Theotokos Sang Perawan” ( Богородице дѣво, радѹйсѧ – Bogoroditse Djevo, raduisya, “Rejoice, O Virgin Theotokos…”); jika tidak, yang ditunjuk untuk pesta itu

Artoklasia, jika ada Litiya. Artoklasia (Bhs. Yunani: ἀρτοκλασία, berarti “memecahkan roti” (“breaking of bread” ); juga Лития, ‘Litiya’ di dalam Gereja Slavonik).

Jika tidak ada Litiya, langsung mengidungkan: “Terberkatilah kiranya nama dari Tuhan, mulai sekarang, dan selamanya”
(“Blessed be the name of the Lord,
…”), Mazmur 33 (sepuluh ayat pertama), dan sebuah pemberkatan:

Imam: Kiranya berkat Tuhan ada padamu, melalui rahmatNya dan kasihNya kepada manusia, senantiasa, sekarang dan selalu, serta sepanjang segala abad.

Gerbang kerajaan ditutup. Lanjut ke Sembahyang Singsing Fajar.

2. ) SEMBAHYANG SINGSING FAJAR (MATINS)

(Semua lampu kandil dan lilin dimatikan):
“Kemuliaan bagi Allah di tempat tinggi”( “Glory to God in the highest”), “Ya Tuhan, bukalah bibirku” (“O Lord, open Thou my lips” )

(Tirai ditutup):
Enam Mazmur (Mazmur 3, 37, 62, 87, 102, dan 142).
Ketika Mazmur 3 dibaca, imam membaca “12 Doa-Doa Pagi,” sisanya dibaca ketika “Doa Kemuliaan” (“Prayer of Glory”) dan tanda salib, sebelum Mazmur 87, imam keluar dari pintu utara dan berdiri di depan Gerbang Raja melanjutkan sisa “12 Doa-Doa Pagi.” Kemudian imam masuk lewat pintu selatan, langsung membuka tirai dan lilin atau lampu kandil di luar ikonostasis dinyalakan

Litani Agung (Doa Rampai Agung; Great Litany)

(Semua lampu dinyalakan):
“Allah itulah Tuhan” (“God is the Lord”), dengan ayat-ayat dari Mazmur 117

Apolytikion — pada hari Minggu: dari Oktoekhos; kalau tidak, untuk pesta — dan Theotokion-nya yang sesuai

Kathisma

Litani Kecil (Doa Rampai Kecil; Little Litany)

Kidung-kidung Sesi ( Sessional hymns ):
– Sedalen dari Oktoekhos dikidungkan, imam keluar dari ruang altar, sebelumnya cium altar, ke depan analogion. Di analogion menerima lilin dari putera altar di tangan kiri dan tangan kanan menerima pedupaan.
– “Terberkatilah yang tidak bersalah” (Mazmur 118)
– Polyelos (Mazmur 134/135)
– Pedupaan 4 sisi analogion, masuk altar, keluar pedupaan agung, kembali ke analogion.

Kathisma

Litani Kecil (Doa Rampai Kecil; Little Litany)

Kidung-kidung Sesi (Sessional hymns):
– Kidung Bertahap, imam masuk altar & mengambil Injil Altar, diletakkan di analogion.

Kathisma ke-17 (Mazmur 118) atau Polyeleos (Mazmur 134 dan 135) seperti yang ditunjuk untuk masa itu

Megalynarion (hari raya/pesta perayaan)

Troparia Kebangkitan (Resurrectional Troparia), “Kumpulan malaikat …” (“The Angelic Council …”) (hanya hari Minggu)

Litani Kecil (Doa Rampai Kecil; Little Litany)

Anabathmoi

Hypakoe

Prokeimenon (Prokimen) Sembahyang Singsing Fajar (Matins Prokeimenon )

Injil Sembahyang Singsing Fajar (Matins Gospel)

“Setelah melihat Kebangkitan Sang Kristus” (“Having beheld the Resurrection of Christ”) (pada hari Minggu), atau stikhera yang ditunjuk (pada hari-hari raya/pesta perayaan)

Mazmur 50 (“Kasihanilah aku, ya Allah”, “Have mercy on me, O God”, “Miserere mei, Deus” ), putera altar mengambil minyak pengurapan untuk pengurapan minyak (yeleopomazaniye) atau Елеопомазание

Doa, “Ya Allah, selamatkan umat-Mu dan berkatilah warisan milikMu …” (“O God save thy people and bless thine inheritance…”)

Kanon. Orang-orang menghormati Kitab Injil jika itu hari Minggu, atau ikon dari pesta itu jika itu adalah hari biasa.

Елеопомазание (eleopomazaniye ); pengurapan minyak.

“Kudus adalah Tuhan, Allah kita” (“Holy is the Lord our God”)
(hanya hari Minggu)

Litani Kecil (Doa Rampai Kecil; Little Litany )

Exapostilarion (Svetilen)

Mazmur-Mazmur Pujian (Mazmur 148 hingga 150, dengan stikhera)

Doxologia Agung (Great Doxology )( “Kemuliaan bagi Allah di tempat maha tinggi”, “Glory to God in the highest”)

Troparia yang ditunjuk

Litani yang Ditambahkan (Doa Rampai yang Ditambahkan; Litani Sungguh-Sungguh; Augmented Litany)

Litani Permohonan (Doa Rampai Permohonan; Litany of Askings )

Pembubaran (Dismissal)

Polikronion (Polychronion )

3. ) SEMBAHYANG JAM PERTAMA (FIRST HOUR)

Tinggalkan Balasan