+ Diperingati pada 31 Maret / 18 Maret (kalender Gereja)
St. Kyril, Uskup Agung Yerusalem, lahir di Yerusalem pada tahun 315 dan dibesarkan dalam kesalehan Kristen yang ketat. Setelah mencapai usia dewasa, ia menjadi seorang biarawan, dan pada tahun 346 ia menjadi seorang presbiter. Pada tahun 350, setelah wafatnya Uskup Agung Maximus, ia menggantikannya di tahta keuskupan Yerusalem.
Sebagai Patriarkh Yerusalem, St. Kyril dengan penuh semangat berjuang melawan bidat Arius dan Makedonius. Dengan melakukan hal itu, ia membangkitkan permusuhan para uskup Arian, yang berusaha agar dia digulingkan dan dibuang dari Yerusalem.
Ada pertanda ajaib di tahun 351 di Yerusalem: pada jam ketiga hari itu pada Hari Raya Pentakosta, Salib Suci muncul di langit, bersinar dengan cahaya yang gemilang. Salib Itu membentang dari Golgota di atas Bukit Zaitun. St. Kyril melaporkan pertanda ini kepada kaisar Arian, Konstantius (351-363), berharap untuk mengubah kaisar ke iman yang Orthodoks. *Mujizat ini diperingati Gereja tanggal 20 Mei / 7 Mei (kalender Gereja), ref : https://m.facebook.com/GerejaOrthodoxStIonaSurabaya/posts/1716432961787667 .*
Akakius yang sesat, yang digulingkan oleh Konsili Sardica, sebelumnya adalah Metropolitan Kaisarea, dan ia bekerja sama dengan kaisar untuk memindahkan St. Kyril. Satu kali kelaparan hebat melanda Yerusalem, dan St. Kyril menghabiskan semua kekayaannya dalam amal. Tetapi karena kelaparan tidak mereda, orang suci itu menggadaikan peralatan Gereja, dan menggunakan uang itu untuk membeli gandum bagi yang kelaparan. Musuh-musuh orang suci ini menyebarkan desas-desus memalukan bahwa mereka telah melihat seorang wanita di kota menari-nari dengan pakaian klerus/imam. Mengambil keuntungan dari rumor ini, para bidat secara paksa mengusir orang suci itu dari tahta kepatriarkhan.
St. Kyril menemukan tempat perlindungan di tempat Uskup Silvanus di Tarsus. Setelah ini, konsili lokal diadakan di Seleucia, di mana ada sekitar 150 uskup, dan di antara mereka adalah St. Kyril. Metropolitan Akakius yang sesat tidak mau mengizinkannya untuk duduk, tetapi konsili tidak menyetujui hal ini. Akakius pergi keluar dari Konsili, dan di hadapan Kaisar dan Patriarkh Arian Eudoxius, ia mencela konsili dan St. Kyril. Dan Kaisar memerintahkan orang suci itu dipenjara.
Ketika kaisar Julian si murtad (361-363) naik tahta, dia mencabut semua dekrit anti-Orthodoks yang dikeliuarkan Konstantius, yang tampaknya seperti tindakan kesalehan. St. Kyril kembali ke kawanannya sendiri. Tetapi setelah beberapa saat, ketika Julian merasa aman di atas takhta, ia secara terbuka murtad dan meninggalkan Kristus. Dia mengizinkan orang-orang Yahudi untuk mulai membangun kembali Bat Allah Yerusalem yang telah dihancurkan oleh orang-orang Romawi, dan dia bahkan memberi mereka dana untuk membangun dari perbendaharaan negara.
St. Kyril meramalkan bahwa kata-kata Juruselamat tentang kehancuran Bait Allah sampai ke batu-batunya (Lukas 21: 6) tidak diragukan lagi akan terjadi, dan niat hujatan dari Julian akan sia-sia. Segera ada gempa yang dahsyat, bahkan fondasi kokoh Bait Allah Salomo kuno bergeser dari tempatnya, dan apa yang telah dibangun kembali jatuh dan hancur menjadi debu. Ketika orang-orang Yahudi melanjutkan pembangunan, api turun dari langit dan menghancurkan alat-alat pekerja. Teror hebat melanda semua orang. Pada malam berikutnya, Tanda Salib muncul di pakaian orang-orang Yahudi, dan mereka tidak dapat menghapusnya dengan cara apa pun.
Setelah penegasan surgawi dari nubuat St. Kyril ini, mereka membuangnya lagi, dan tahta uskup ditempati oleh Js. Kyriakus. Tetapi St. Kyriakus segera menderita kematian sebagai seorang martir (28 Oktober).
Setelah kaisar Julian mati pada tahun 363, St. Kyril kembali ke Tahta kepatriarkhan, tetapi pada masa pemerintahan kaisar Valens (364-378) ia diasingkan untuk ketiga kalinya. Hanya di bawah kaisar suci St. Theodosius Agung (379-395) akhirnya dia kembali ke aktivitas rohaninya. Pada tahun 381 St. Kyril ikut serta dalam Konsili Ekumenis Kedua, yang mengutuk bidat dari Makedonius dan menegaskan Pengakuan Iman Nikea-Konstantinopel.
Karya-karya St. Kyril meliputi dua puluh tiga Pengajaran (Delapan Belasnya adalah Kateketikismus, dimaksudkan untuk mereka yang mempersiapkan diri untuk Pembaptisan, dan lima untuk yang baru dibaptis) dan dua khotbah tentang tema-tema Injil: “Tentang Orang lumpuh,” dan “Mengenai Mengubah Air menjadi Anggur di Kana. ”
Inti dari pengajaran Kateketikismus adalah penjelasan terperinci dari Pengakuan Iman. Orang suci itu menyarankan bahwa seorang Kristen harus menuliskan Pengakuan Iman pada “loh hati” mereka.
St. Kyril mengajarkan “Artikel-artikel Iman,”, “tidak dituliskan melalui kepintaran manusia, tetapi memuat segala sesuatu yang paling penting dalam semua Kitab Suci, dalam satu pengajaran iman. Sama seperti biji sesawi mengandung semua cabang-cabangnya di dalam biji kecilnya, demikian juga Iman dalam beberapa pernyataan menggabungkan semua ajaran kebenaran Perjanjian Lama dan Baru.”
St. Kyril, seorang petapa besar dan seorang juara Orthodoksi, wafat pada tahun 386.
_____
alih bahasa oleh : Bpk. Ireneus Endro.
ref:
https://oca.org/saints/lives/2015/03/18/100829-st-cyril-the-archbishop-of-jerusalem