St. Matias, Sang Rasul

+ diperingati oleh Gereja 22 Agustus / 9 Agustus (kalender Gereja) +

Rasul Suci Matias lahir di Betlehem, dan merupakan keturunan dari suku Yehuda. Sejak masa kecilnya ia mempelajari Hukum Allah sesuai dengan Kitab Suci di bawah bimbingan St. Simeon, sang penerima Tuhan (Lukas 2:25-34). Ketika Tuhan Yesus Kristus menyatakan diri-Nya kepada dunia, St. Matias percaya kepada-Nya sebagai Mesias, ia terus mengikut Dia dan terbilang diantara 70 Murid, kepada siapa Tuhan “mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.” (Lukas 10:1).

Setelah peristiwa Kenaikan Sang Juruselamat, St. Matias dipilih oleh para Rasul untuk menggantikan dia yang diantara 12 rasul telah jauh-terjatuh, Yudas Iskariot (Kis 1: 15-26). Setelah peristiwa turunnya Roh Kudus, Rasul Matias memberitakan Injil di Yerusalem dan di Yudea bersama-sama dengan para Rasul lainnya (Kisah Para Rasul 6: 2, 8: 14). Dari Yerusalem ia pergi dengan Rasul Petrus dan Rasul Andreas ke Antiokhia, Syria dan di kota Kapadokia di Tianum dan Sinope. Disinilah Rasul Matias dimasukkan ke dalam penjara, yang mana ia oleh mujizat dibebaskan oleh Rasul Andreas, Yang Pertama-Dipanggil. Rasul Matias berangkat setelah itu ke Amasia, sebuah kota di tepi laut. Selama perjalanan 3 tahun Rasul Andrew,Js. Matias terus bersamanya di Edessa dan Sebasteia. Menurut tradisi Gereja, dia berkhotbah di Pontine Aethiopia (saat ini wilayah barat Gruzia / Georgia) dan Makedonia. Dia sering mengalami bahaya yang mematikan, tetapi Tuhan memeliharanya untuk lebih memberitakan Injil.

Seorang penyembah berhala pada suatu waktu memaksa sang rasul untuk minum ramuan racun. Sang Rasul meminumnya dan tidak hanya dia sendiri tetap tidak teracuni, tapi ia malah memberikan kesembuhan tahanan lainnya yang telah dibuat buta matanya oleh karena ramuan racun itu. Ketika St. Matias oleh mujizat meninggalkan penjara, orang-orang penyembah berhala mencari-cari dia dengan sia-sia – karena para penjaga dapat terlewati tanpa terlihat. Lain waktu, ketika orang-orang pagan kemudian menjadi marah berniat untuk membunuh sang rasul, seketika permukaan tanah terbuka dan menjatuhkan mereka kedalam. Rasul Matias kembali ke Yudea dan tidak berhenti mencerahkan saudara sebangsanya dengan terang ajaran Kristus. Dia mengerjakan mukjizat besar dalam nama Tuhan Yesus dan membawa banyak orang untuk beriman di dalam Kristus.

Seorang imam tinggi yahudi, Ananias sangat membenci Kristus dan sebelumnya ialah yang memerintahkan agar Rasul Yakobus, Saudara Tuhan, dilemparkan ke bawah dari ujung Bait Allah, dan sekarang ia memerintahkan agar Rasul Matias ditangkap dan dibawa untuk diadili di hadapan (mahkamah) Sanhedrin di Yerusalem. Imam Ananias mengucapkan pidatonya dengan kata-kata hujat terhadap Tuhan Yesus. Dengan caranya menjawab, Rasul Matias menunjukkan nubuatan Perjanjian Baru, bahwa Yesus Kristus – adalah Allah Sejati, Sang Mesias yang dijanjikan oleh Allah Israel, Putera Allah, sehakikat dan Berada sejak kekal bersama dengan Allah Sang Bapa. Karena perkataan ini Rasul Matias dijatuhi hukuman mati oleh (mahkamah) Sanhedrin dan dirajam dengan batu. Ketika St. Matias sudah mati, orang-orang Yahudi, untuk menyembunyikan perbuatan mereka, mereka memotong kepala sang rasul dan menyatakannya sebagai musuh Kaisar. Rasul Matias menerima mahkota martir bagi Kristus di sekitar tahun 63.

Kidung

Troparion, irama 3 —

Ya Rasul Suci Matias,/ mohonkanlah pada Allah Yang Penuh Welas Asih, // agar mengaruniakan jiwa kami pengampunan atas pelanggaran-pelanggaran.

Kontakion, irama 4 —

Suaramu yang mencerahkan telah turun bagaikan matahari bagi seluruh bumi / terangi Gereja bangsa-bangsa dengan rahmat, // Ya Rasul Matias yang mengagumkan.

_________
Disalin dari :
https://mobile.facebook.com/photo.php?fbid=940163806081257&id=240683072696004&ce

Tinggalkan Balasan